sinyal.co.id
Dalam tempo tiga tahun melejit menjadi brand yang paling mampu mengusik Samsung bersama Asus dan Xiaomi adalah buah dari totalitas. Di kurun itu baru punya sekitar 36 seri. Artinya dalam sebulan. Rata-rata Oppo merilis 1 seri.
Bandingkan dengan LG yang dalam tiga tahun bisa membikin lebih dari 100 seri. Tetapi di sini gaungnya tak sementereng Oppo. Kisah Oppo menjadi catatan sendiri di bursa ponsel tanah air.
Kendati Oppo sebenarnya melakukan perbaikan di satu-dua seri. Kemudian namanya pun tetap sama. Seperti seri Oppo Neo 5 yang pernah dirilis Agustus tahun silam. Hampir genap setahun Neo 5 Neo (baca: baru, RED) hadir lagi. Maka Anda harus memastikan bahwa membeli seri ini harus ada embel-embeli saja kata “neo”, “new”, “baru” atau gampangnya produk 2015, setelah nama “Neo 5”.
Satu hal lagi. Di saat nyaris bersamaan. Oppo juga rilis Neo 5s. Jadi musti jelas permintaan yang Anda maksud ke penjual.
Bodi dan Desain (20{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3}) (Nilai: 7,5)
Dibanding Neo 5. Neo 5 Neo gres ini tampak berkesan lebih keterkinian. Oppo mengeliminir garis-garis lengkung (curvie). Form factor-nya lebih kaku. Tetapi justru menyiratkan simplisitas. Sebuah bangun yang tampaknya mulai jadi template Oppo sejak seri R1S diadopsikan ke Neo 5 Neo. Line setebal 5 mm mengelilingi seluruh bodi ikut menambah kesan simple itu.
Dimensi Neo 5 Neo meski tidak mengikuti style smartphone layar 5 inci yang mainstream. Malah membuat ponsel seberat 135 gram ini nyaman digenggam. Sedikit lebar saja bakal bikin telapak dan jemari bakal mendapat tugas tambahan. Cara paling sederhana mengukur kenyamanan genggaman adalah menjepit ponsel dengan jempol dan jari telunjuk atau tengah. Jika ruang gerak Anda bebas. Artinya Anda tak bakal direpotkan menggenggamnya.
Neo 5 Neo menggunakan material polikarbonat dengan balutan glossy. Cover punggung tipis tetapi sangat lentur. Permukaannya yang halus mudah dibersihkan ketika menempel debu atau sidik jari. Cukup usapkan dengan kain atau tisu.
Tombol power (lock/unlock screen) dan kontrol volume saling dipisahkan. Layout seperti ini bisa tak nyaman bagi yang terbiasa mengoperasikan tombol di satu sisi. Sedangkan tombol operasional (Back, Home, Menu) tak diletakkan di layar melainkan di bawah layar (softkeys).