sinyal.co.id
Gelagat kebangkitan Sang Raja ponsel akan terlihat beberapa waktu ke depan.
Gerak-gerik Nokia untuk kembali bersaing di industri ponsel sudah tercium sejak 2014 lalu. Sebelum gembar-gembor Nokia D1C yang muncul di GeekBench, Nokia menjaga asa penggemar lewat proyek Nokia N1.
Tablet Nokia N1 sendiri sepertinya sebuah jawaban bagi dunia, bahwa sang raja masih eksis. Hanya saja Nokia terganjal klausul kesepahaman dengan Microsoft yang mengakuisisinya.
Seolah menyebar ancaman, penjualan Nokia N1 terbilang sukses di Tiongkok. Keran penjualan pertama, Nokia N1 langsung ludes 20.000 unit. 20.000 unit Nokia N1 terjual hanya dalam tempo 4 menit saja. Begitu juga ribuan unit yang dilepas pada keran penjualan berikutnya.
Model bisnis ponsel yang dianut Nokia nyaris mirip seperti yang dijalankan BlackBerry. Merk ponsel Nokia akan dibuat oleh pihak ketiga. Dibawah perusahaan bernama HMD Global Oy, Nokia akan dibangkitkan dari tidur panjangnya.
Kabarnya, orang di balik HMD Global Oy ini menggunakan dana pribadi untuk membangkitkan Nokia. HMD Global Oy siap mengakuisisi merk dagang Nokia dari kangkangan Microsoft.
Dana yang dikucurkan untuk membangkitkan Nokia sekitar 500 juta dollar Amerika. Dana tersebut setara 6,5 triliun rupiah. Namun kekuatan Nokia tampaknya bukan hanya soal dana. Orang-orang lama Nokia juga duduk di jajaran manajemen Nokia yang baru.
Dengan hadirnya orang-orang lama di belakang Nokia ini, diharapkan kualitas Nokia tetap terjaga. Walau begitu aroma duit Tiongkok tetap kental di belakang merek Finlandia ini.
Di lain sisi, Microsoft sendiri sudah melayangkan statemen untuk tidak konsentrasi lagi dalam memproduksi Lumia. Asa Microsoft untuk menciptakan ponsel, tampaknya mulai redup.
Nokia percaya bila mereka masih mampu menggoyang industry ponsel saat ini. Brand Nokia masih cukup kuat di memori setiap orang. Ketika vakum di industri ponsel, Nokia juga sempat mefokuskan diri membangun teknologi jaringan 5G. Bisa jadi, kekuatan tersembunyi mereka belum sepenuhnya dikeluarkan.
Lalu