SINYAL.co.id- Klasinyal kali ini mengajak Anda untuk kembali ke 18 tahun silam. Di saat Nokia mulai merajai penjualan ponsel di Indonesia lewat seri-seri 8110 aka Nokia Banana atau 6110, di mana semuanya merupakan ponsel fitur, tiba-tiba muncul ponsel seri 9000 alias Communicator. Gagasan ini membuat sebuah wacana baru tentang lahirnya sebuah smartphone.
Namun, harus diakui Nokia 9000 Communicator tidak terlalu sukses. Bukan saja karena harganya yang mahal, tetapi juga pengoperasiannya aneh. Menggunakan keyboard konvensional dalam ukuran kecil, memakai layar lebar berukuran jauh lebih besar ketimbang ponsel biasa.
Tampaknya perlu proses untuk meyakinkan kepada konsumen yang masih mengidolakan laptop atau notebook sebagai perangkat bekerja, membuka email, dll. Toh sejarah baru telah dimulai. Dan smartphone yang multifungsi seperti sebuah laptop sejatinya digagas oleh Nokia.
Sementara BlackBerry yang memulai langsung dengan smartphone plus sistem sendiri baru ada lima tahun kemudian, tepatnya pada 2003.
Berikut ini perjalanan Nokia Communicator yang hanya berusia hampir sepuluh tahun.
1998
Nokia 9000 Communicator
Posturnya besar, dengan tebal mencapai 38 mm, alias nyaris 4 cm. Bisa Anda bayangkan betapa membawa Nokia 9000 Communicator ibarat menggenggam batu bata. Beratnya pun mencapai 397 gram. Ditambah sebuah antena yang menonjol meskipun bisa dilipat. Bodiny aagak rounded pada keempat sisinya.
Seri ini punya dua permukaan dan tentu dua layar. Ketika dilipat hanya ada layar kecil (layar kedua) dengan tombol fungsi telefoni.
Ketika dibuka, barulah tampak dua panel, masing-masing layar (4,5 inci) yang diapit enam tombol. Dua tombol untuk scroll, empat tombol buat perintah sesuai dengan menu yang tampil di layar. Panel kedua berupa jajaran keyboard sebanyak 61 tombol (termasuk alfabetik) dan empat tombol navigasi.
Seri ini telah memakai sistem operasi bernama GEOS versi 3.0 yang dibuat oleh Berkley Softworks. GEOS dipakai di beberapa perangkat seperti punya HP. Sementara prosesornya menggunakan Intel 80386EX yang memiliki kecepatan komputasi 24 MHz. Dengan kata lain sebenarnya Intel merupakan inisiator chipset perangkat mobile. Sementara RAM-nya hanya sebesar 4 MB dengan ROM yang sama, 4 MB.
Nokia 9000 Communicator tidak punya kamera. Fungsi komputasi sederhana sudah bisa dilakukan. Ini juga karena keterbatasan jaringan nirkabel yang saat itu masih sebatas 2G. (*)
1999
Nokia 9110i Communicator
Setahun kemudian Communicator dikembangkan. Desain jadi prioritas, sebab Commincator 9000 dianggap terlalu kaku dan berat. Sentuhan casing yang lebih baik dengan mengurangi bentuk curvie dihilangkan. Sudutnya tak lagi rounded. Wujudnya terkesan futuristis. Nokia 9110i Communicator melandasi desain yang kemudian akan ditiru seri selanjutnya.
Bodinya dipangkas lebih tipis. Seri ini lantas hanya setebal 27 mm. Bobotnya pun lebih ringan, cuma 253 gram. Layarnya pun tetap 4,5 inci dengan layar monokrom 1,3 inci di depan.
Di seri ini, Nokia memilih prosesor AMD Elan SC450 486 yang memiliki kecepatan komputasi 33 MHz. Sementara itu memori RAM dan ROM-nya masih seperti Communicator 9000. Seri ini juga masih memakai antena.
Teknologi Bluetooth saat itu baru tahap pengembangan dan belum dikenalkan secara massal. Akibatnya untuk transfer data nirkabel hanya mengandalkan infrared. Nokia 9110i Communicator dibekali baterai berkapasitas 1.100 mAh. Sejak itu, baterai berkapasitas besar jadi isu pemakaian baterai berbagai ponsel. (*)
2000
Nokia 9210 Communicator
Evolusi berlanjut, meski mock up casing-nya masih memakai karakter Nokia 9110i. Yang paling kelihatan adalah layar utama yang diganti dengan jenis TFT berwarna dan berlayar sentuh. Kemudian sistem operasi Symbian untuk pertama kalinya digunakan. Kemudian dipadu dengan user interface (UI) Series 80 yang merupakan ciri khas Communicator. Desain tombol navigasi empat arah dibuat lebih apik.
Pamor Communicator naik. Sejumlah pesohor dan konsumen berkantung tebal memiliki, sebagai pertanda status sosial dan ekonomi di Indonesia. Nokia Indonesia menggandeng beberapa partner termasuk salah satunya start up Indonesia. Hal ini membuat Nokia Global kemudian melirik Indonesia sebagai pasar potensial.
Ruang memori untuk menyimpan data jadi sangat diperhatikan benar. RAM dibesarkan jadi 16 MB, sementara ROM memilih 8 MB, tetapi untuk data digunakanlah kartu MMC. Waktu itu sudah keluar MMC dengan ukuran kapasitas simpan 16 MB. Begitu pula dengan kapasitas baterai jadi 1.300 mAh.
Prosesor yang digunakan ARM 920T yang memiliki clock speed 52 MHz. Qualcomm belum merilis, apalagi Mediatek. Sebuah speaker audio ditancapkan. Tetapi kamera belum tersedia. Dan tren memotret dengan ponsel memang belum ada.
Setahun kemudian memori RAM-nya ditingkatkan jadi 40 MB, dan lahirlah Nokia 9210i Communicator. Fisik dan spek lainnya masih sama. (*)