WWW.SINYAL.CO.ID – Tahun 2016, HTC melepas sebanyak 13 seri smartphone ke pasar. Di akhir tahun tersebut pendapatan pabrikan Taiwan ini mencapai 78.161 juta dolar Taiwan atau sekitar Rp 35 triliun.
Tahun 2017, pendapatan HTC menurun drastis. Laporan resmi HTC menyuguhkan data, hingga Desember 2017 pendapatan mereka hanya mencapai 62.120 juta dolar Taiwan atau sekitar Rp 28,3 triliun.
Praktis selama 13 tahun, inilah pendapatan HTC terburuk. Tahun 2017, HTC hanya merilis lima seri, alias turun delapan buah seri dibandingkan dengan tahun silam.
Pendapatan terburuk 2017 ini bahkan lebih parah dibandingkan saat HTC merilis seri-seri seperti O2 XDA yang pernah fenomenal.
Dimulai dari seri U Ultra yang dilepas Januari 2017. Tiga bulan kemudian merilis One X10, hingga pada November 2017 muncul flagship seri U11+.
Namun U11+ yang digadang bakal memberikan kontribusi tinggi pada HTC tak terbukti hingga Desember.
Pendapatan tertinggi HTC diperoleh pada Juni 2017. Bulan itu, HTC mampu meraup pendapatan mencapai 6.891 juta dolar Taiwan atau sekitar Rp 3,1 triliun.
Pendapatan bulan Juni ini malah disebut lebih tinggi ketimbang periode sama tahun 2016. Selisih 8,4 persen lebih tinggi.
Namun setelah Juni, pendapatan HTC terus menurun. Bulan Agustus tercatat paling buruk sepanjang 2017. HTC hanya membukukan pendapatan 3.001 dolar Taiwan atau sekitar Rp 1,3 triliun. Pun selisih minus 54 persen ketimbang Agustus 2016.
Toh begitu, masih ada harapan besar, ketika regulator anti-trust Taiwan menyetujui kesepakatan antara HTC dengan Google. Kesepakatan pengembangan perangkat senilai 1,1 miliar dolar itu akan berlaku pada 2018.
Google dibolehkan menggunakan properti intelektual dan mengembangkan perangkat Pixel dan VR berikutnya. Kesepakatan itu bisa saja membawa harapan HTC kembali ke pasar Amerika yang saat ini didominasi oleh Samsung dan Apple.(*)