WWW.SINYALMAGZ.COM – XL Axiata mengangkat Program Sispreneur ke ajang Women20 (W20). Program ini bagian dari program Sisternet, menyelenggarakan kelas inkubasi manajemen bisnis melalui pemanfaatan sarana digital bagi perempuan pelaku usaha mikro dengan omset Rp 500.000– Rp 5 juta/bulan. Untuk itulah program Sispreneur dan Sisternet diperkenalkan sebagai Aksi Konkret di ajang W20.
Dukungan XL Axiata termasuk pembangunan infrastruktur digital dan kerja sama teknologi, perluasan konektivitas digital secara inklusif, serta peningkatan literasi digital pelaku UMKM. “Sispreneur telah berhasil mendampingi lebih dari 1.000 pelaku usaha mikro perempuan di berbagai daerah di Indonesia. Dan sebanyak 79% peserta program Sispreneur sudah berhasil go digital,” kata Presdir dan CEO XL Axiata Dian Siswarini.
Dian, yang juga Co-Chair W20 Indonesia, berharap pengenalan program Sispreneur di tingkat internasional terutama pada para delegasi W20, bisa menunjukkan bagaimana perusahaan swasta bisa mendukung kaum perempuan. Pelaku UMKM didorong menghadapi tantangan yang ada, mengubahnya menjadi peluang untuk maju dan berkembang. “Program Sispreneur bisa diterapkan di negara lain dan manfaatnya bisa menjadi solusi peningkatan kesejahteraan bagi kaum perempuan,” ujarnya pula.
Sispreneur kelas inkubasi manajemen bisnis melalui pemanfaatan digital sehingga membuka akses perempuan ke berbagai pengetahuan. Misalnya pemahaman mengenai perspektif gender, perencanaan bisnis, pemasaran dan branding, literasi keuangan, dan pemasaran digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Semua aspek itu penting untuk mendukung usaha mikro milik perempuan memajukan bisnis mereka, meningkatkan ekonomi keluarga, dan secara umum berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Sejak diluncurkan pada 2020, implementasi program Sispreneur berupa Kelas Inkubasi Manajemen Bisnis melalui pemanfaatan digitalisasi dan akses permodalan. Kelas ini bertujuan meningkatkan skala bisnis UMKM Perempuan agar siap go global dengan antara lain memanfaatkan teknologi digital.
Kelas Inkubasi mengajarkan lima modul utama, yaitu Kewirausahaan Berspektif Gender, Inovasi Produk dan Segmen Pasar, Finansial, Bisnis Roadmap, serta Digital dan Branding. Ada juga Kelas Pendampingan Whatsapp Group, serta Kelas Pendampingan untuk dapat mengaplikasikan teknik yang diberikan saat mereka menjalankan usaha kedepannya.
Berprespektif gender
XL Axiata juga menyelenggarakan Kelas Inkubasi untuk mendorong pelaku usaha mikro mampu go global, yang dinamakan “W20 Sispreneur” yang akan dilaksanakan secara online. Pendaftaran sudah dibuka sejak 1 April 2022 lalu, ditargetkan akan diikuti oleh 1.000 peserta para pelaku usaha mikro perempuan yang berasal dari berbagai daerah. Ada lima modul yang akan diajarkan, yaitu Kewirausahaan Berspektif Gender, Inovasi Produk dan Segmen Pasar, Finansial, Bisnis Roadmap, serta DigitalMarketing dan Branding.
Pada akhir masa belajar, para peserta diarahkan membuat proposal perencanaan bisnisnya dan proposal terbaik akan mendapat hadiah modal usaha senilai total Rp. 300.000.000 dan juga pendampingan Menuju Pasar Global oleh expert UMKM tingkat internasional. Para finalis juga akan diundang hadir di pertemuan W20 di Danau Toba, Sumatera Utara, pada Juli 2022. Para UMKM Perempuan yang ingin ikut dapat dengan cara submit artikel Scale up Business Roadmap melalui website atau aplikasi Sisternet.
Pada Desember 2021, melalui program Sisternet, XL Axiata mendukung sejumlah UMKM Perempuan di Desa Tanjung Pakis, Kabupaten Bekasi, membangun usaha di bidang produksi pakaian pantai, warung kelontong, toko pulsa, minuman jamu, serta makanan olahan ikan. Dukungan antara lain berupa bimbingan dan edukasi mengenai literasi keuangan, inovasi produk, merek dan kemasan, pengenalan pemasaran digital, serta pendampingan via WhatsApp group.
Dukungan diberikan karena cukup berat tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan usahanya. Minimnya akses terkait digitalisasi dan pengetahuan dalam berwirausaha, banyak usaha yang tidak berkembang, sulitnya akses permodalan, hingga kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam berusaha. “Bimbingan kami berikan dengan harapan agar mereka bisa mengembangkan usahanya, setidaknya bisa tetap bertahan di tengah pandemi dan masa sulit,” jelas Dian.
Kompetisi modal pintar
XL Axiata belum lama ini menyerahkan hadiah kepada para pemenang Kompetisi Modal Pintar 2022, kelanjutan program Festival Webinar Pintar Sisternet yang berlangsung pada Desember 2021 lalu, yang diikuti lebih dari 1.500 peserta. Para peserta kompetisi merupakan pelaku UMKM yang bergabung dalam program Sisternet.
Dari 11 finalis, juara pertama Yuria Ekalitani, pengusaha olahan daging sapi stik marinasi Bernama Bosteak dari Semarang, meraih hadiah modal usaha sebesar Rp 45 juta yang akan digunakan merevitalisasi peralatan industri. Agar dapat memenuhi kapasitas produksi dan permintaan pasar, pembiayaan research dan development produk baru untuk meningkatkan skala bisnis serta pembelian bahan baku untuk operasional dan menjangkau target pasar yang semakin luas.
Juara Kedua Ade Sri Ishak, pengusaha kue tanpa terigu dengan nama usaha Goodiebake, Jakarta, meraih modal usaha sebesar Rp 35 juta.Ia akan menggunakan untuk renovasi dapur dalam upaya menambah kapasitas produksi.
Juara Ketiga Divanda Gitadesiani, pemilik Klei & Clay Jakarta, meraih modal Rp 30 juta yang akan dimanfaatkan untuk produksi produk skincare natural terbaru. Agar presentase customer retention meningkat dan menjangkau cakupan target pasar lebih luas.
Juara Keempat diraih Theresia Laras Wigunani, pemilik Namu Coffee House asal Surabaya, meraih modal Rp 25 juta yang akan dimanfaatkan untuk biaya marketing atas kolaborasi dengan Key Opinion Leader (KOL) untuk launching produk baru. Agar bisa meningkatkan brand awareness dan penjualan, serta biaya short barista course dengan tujuan memperdalam pengetahuan dan persiapan research & development produk baru.
Pemenang Kelima dari Sidoarjo, Fathiya Multazam, pemilik usaha Pathi’s Chocolade. Hadiah modal Rp 15 juta akan dimanfaatkan untuk renovasi dapur produksi dan membangun store sehingga bisa meningkatkan kapasitas produksi, branding serta kepercayaan (trust) dari pelanggan. (*)