sinyal.co.id
Mengikuti perkembangan ponsel tentu tidak ada habisnya. Belum selesai animo sebuah ponsel baru, muncul lagi ponsel lain dan menimbulkan animo baru di pasar. Nah, saking banyaknya pilihan itu, mau tak mau persaingan antar vendor jadi makin kentara, paling tidak itu yang terjadi di Roxy.
Bukan hanya vendor-vendor besar saja yang bermain, pemain lokal pun kebagian jatah mencicipi persaingan pasar ponsel di Roxy. Nah, di samping ponsel dengan merk-merk yang sudah tenar dan memilik nama besar, ada juga produk-produk pendatang baru dari berbagai daerah. Vendor-vendor ini mengadu peruntungan di tanah air.
Tak dapat dipungkiri, ponsel-ponsel buatan negeri Tiongkok banyak beredar di Roxy. Mulai dari merk kecil yang hampir tidak terdengar gaungnya, hingga merk-merk yang mulai memperoleh nama besarnya di dunia. Perlahan tapi pasti, vendor-vendor ini mulai mengikis stigma murahan dari ponsel-ponsel negeri Tiongkok. Kini menggunakan ponsel asal Tiongkok tidak kalah bergengsi dari menggunakan ponsel-ponsel pemain besar di pasar.
Siapkan Seri Premium
Beberapa vendor Tiongkok saat ini mulai berani menyiapkan seri-seri premium milik mereka masing-masing. Mereka pun tak ragu-ragu mematok harga untuk ponsel premium mereka. Misalnya saja, Huawei yang kabarnya pada kuarter keempat bulan September ini siap menjual Huawei P9.
Ketika SINYAL berkunjung ke Erafone, pramuniaganya mengatakan bahwa ponsel ini akan dipatok dengan harga 7 jutaan rupiah. Nah, setali tiga uang, para pendatang baru dari Negeri Tirai Bambu ini berhasil mengubah citra masyarakat tentang produk-produk dari negeri ini.
Contoh lainnya, Oppo. Produk ini kerap menjual ponsel-ponsel dengan harga lebih dari 5 juta rupiah. Oppo F1 Plus misalnya. Harganya saat ini masih bertahan di angka 5,5 juta rupiah. Meski begitu, jargon selfie yang ditawarkan memang tidak main-main. Toh, akhirnya banyak juga yang tertarik untuk membelinya. Di Roxy, produk ini juga menjadi salah satu jagoan dari sederet ponsel asal Tiongkok.
Atau pesaing lainnya seperti Vivo. Produsen ini juga termasuk produktif membuat produk baru. Beberapa spesifikasi dari ponsel yang ditawarkan juga cukup membuat ngiler pengunjung. Harganya pun tidak terlampau tinggi. Padahal, dengan spesifikasi yang mirip, ponsel lain bisa dibanderol dengan harga lebih tinggi.
Bene adalah salah satu pelanggan yang kepincut dengan produk dari Tiongkok. Ini kali kedua ia menggunakan Oppo. Pertama ia memilih Oppo R1, kemudian beralih ke F1 Plus, tak lama setelah ponsel itu resmi dijual. Ia terkesan dengan kualitas kamera yang ditawarkan oleh Oppo dan beberapa fitur praktis di dalamnya.
Ada lagi Adella yang tertarik menggunakan vivo sekalipun sudah punya iPhone 5s digenggaman. Menurut dia, keawetan baterai dan daya tahan vivo patut diacungi jempol. Bahkan, saat ia hendak membeli vivo, penjaga konter-nya sengaja membanting ponsel itu untuk menunjukkan daya tahannya.
Kini ponsel Tiongkok dibalut dengan desain yang lebih ciamik. Kesan mewah terpancar dari beberapa seri ponsel-ponsel tersebut. Kebanyakan produsen tersebut sudah menggunakan bodi metal untuk beberapa produknya. Tak lupa, pemilihan warna digunakan untuk menambah kesan mahal.
Produsen-produsen ini pun menunjukkan keseriusan berkiprah di tanah air. Kebanyakan dari mereka memilih membangun pabrik di Indonesia untuk memenuhi peraturan undang-undang terkait ketentuan ponsel di tanah air. Terakhir, ada Coolpad yang kabarnya sedang menyiapkan diri membangun pabriknya di Surabaya.
Nah, kalau tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut, vendor akan bernasib sama seperti OnePlus yang akhirnya terpaksa harus pergi dari Indonesia. Produsen ponsel Tiongkok makin lama makin berbenah diri, semakin apik dan makin dilirik konsumen. Persaingan makin berwarna!
Patardo