“Taksi digital” lebih murah
Layanan digital sudah mulai merambah hampir segala segi kehidupan manusia modern, dan juga wajib di industri transportasi. Orang berbelanja tanpa perlu beranjak dari kursinya atau dari ranjangnya, apa pun bisa dijemput untuk diantarkan, sepanjang itu dapat diangkut jenis kendaraan umum biasa.
Tidak hanya kirim-mengirim barang kecil semisal serantang rendang dari Ibu Rustam Ramli yang tinggal di Perumnas Klender, juga mengantarkan nenek-nenek yang ngambek ke rumah salah satu anaknya lewat GrabTaxi. Pesan taksi, pesan ojek, tak perlu angkat telepon.
Orang masih di dalam pesawat yang baru mendarat sudah dapat memesan taksi Express lewat GrabTaxi tanpa harus membayar surcharge sebagai biaya menunggu giliran mendapat penumpang. Padahal taksi tadi sudah tersedia di jejeran taksi resmi begitu pemesannya keluar dari lobi terminal bandara. Menggunakan GrabTaxi lebih murah sekitaran Rp 25.000 dibanding naik taksi biasa.
Industri transportasi ojek tumbuh cepat walau sempat dilarang pemerintah. Gojek sudah punya 200.000-an anggota yang tersebar di beberapa kota, antara lain Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. GrabBike punya sekitaran 40.000 taksi anggotanya di Jakarta dan Bali serta sekitar 30.000 ojek.
Tengah bulan Februari lalu Telkomsel kerja sama merangkul Gojek. Setiap pengemudi Gojek harus pakai kartu Telkomsel, membeli pulsa dan paket data dari operator itu lewat mitra modern channelnya, Telesindo yang juga akan menyediakan gawai 4G.
Pengemudi Gojek dapat tarif khusus, sementara Telkomsel akan dapat sedikitnya tambahan 100.000 pelanggan baru dari pengemudi yang tadinya bukan pelanggan Telkomsel. Lompatan besar, sebab biasanya untuk mendapat 100.000 pelanggan baru umumnya operator harus menjual kartu perdana sampai 1,2 juta nomor.
Mitra Telkomsel tadi tentu saja diuntungkan dari belanja pulsa pengemudi gojek yang sebulan minimal Rp 100.000, plus paket data sekitar Rp 200.000. Kalikan saja dengan 200.000 pengemudi Gojek, belum lagi setiap pengemudi juga wajib bertindak sebagai penjual (reseller) produk Telkomsel.
GrabTaxi pun sedang menjajaki kerja sama dengan PT Indosat. Direncanakan pengemudi GrabTaxi akan mendapat tarif khusus jika menghubungi calon pelanggan yang masih menggunakan nomor luar negeri, terutama untuk Grab yang beroperasi di Bali. Sama, Indosat pun akan mewajibkan pengemudi Grab menjadi pelanggan sekaligus reseller mereka.
Berbeda dengan Uber yang menggunakan mobil pribadi, Grab bekerja sama dengan perusahaan taksi. Dengan Grab, sopir taksi – saat ini baru dari Express dan belum taksi lain – lebih cepat mendapat pelanggan tanpa perlu mangkal.
Moch. Hendrowijono