SINYALMAGZ.com – Menjadi orang tua bijak di era digital seperti sekarang ini memang bukanlah perkara mudah. Apalagi dengan semakin maraknya penggunaan gadget di tengah-tengah masyarakat.
Menurut Amanda Margia Wiranata, Psikolog Anak dan Keluarga, anak usia di bawah 5 tahun, secara fisik mereka belum siap menerima paparan sinar dalam durasi yang lama. Sementara dampak negatif gadget bagi anak adalah dapat membatasi motorik halus (karena hanya jari/jempol yang aktif) dan membatasi sosialisasi.
“Gadget sifatnya untuk menenangkan sementara. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa dampaknya baru terlihat setelah sekian tahun kemudian, misalnya sulit fokus di sekolah.”, ujar Amanda dalam Seminar Peran Orang Tua di Era Digital yang diadakan Standard Chartered Bank Indonesia di Jakarta.
Dikatakan Amanda, dampak bermain game di gadget bisa menyebabkan sulitnya anak meregulasi emosi. Dan jika sudah kecanduan main game, dapat mengganggu proses sosialisasi.
Mereka bisa saja langsung melakukan kekerasan dengan temannya, bila ada sesuatu yang tidak berkenan.
Amanda memberikan tips bijak menjadi orang tua di era digital sekarang ini. Berikut tips-nya:
1. Anak usia di bawah 5 tahun belum perlu dikenalkan pada gadget.
2. Anak usia awal Sekolah Dasar bisa dibatasi, yaitu selama satu jam ketika akhir pekan.
3. Anak kelas 4 hingga 6 Sekolah Dasar bisa diberikan jam bermain gadget selama maksimal dua jam ketika akhir pekan.
4. Orang tua harus mulai mem-filter game, film, dan informasi apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Kontrol dilakukan sembari diberikan pengertian, mengapa mereka belum waktunya atau belum usianya.
5. Bila anak dititipkan oleh kakek dan nenek, sebaiknya aturan dari satu pintu, yaitu orang tua. Aturan tersebut lalu ditransfer ke perwakilan yang menjaga anak di rumah ketika orang tua bekerja. Jangan sampai ada perbedaan peraturan antara ayah dan ibu.
6. Membangun kedekatan bersama anak. Tidak hanya soal checklist saja (bertanya sudah makan, mandi atau menyelesaikan pekerjaan rumah), namun orang tua sebaiknya juga menanyakan dan membangun obrolan seperti “Bagaimana tadi di sekolah?”, “Bagaimana perasaanmu hari ini?”, “Ceritakan ke Ibu dong, tadi siang kamu main apa?
7. Beri contoh positif. Contohkan bagaimana caranya bercerita tentang perasaan, tentang keseharian kita. Dengan demikian, maka anak pun dapat terbuka dengan kita.