SIM Smartfren di slot kedua
Menurut Direktur PT Smartfren, Djoko Tata Ibrahim pekan lalu seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan, murahnya layanan data ini bisa dimanfaatkan oleh pelanggan ponsel operator mana pun, apalagi sekarang sudah banyak ponsel yang menyediakan lebih dari satu slot kartu SIM. Pihaknya tidak ingin calon pelanggan pindah dari operator lain, namun harus menggunakan kartu SIM Smartfren untuk layanan data.
“Kami bersedia menjadi operator kedua di dalam ponsel. Kami tidak menolak “dimadu” dalam melayani pelanggan,” ujarnya.
Mereka yang menjadi pelanggan baru boleh tetap menggunakan nomor operator lama yang sudah dikenal baik relasinya, namun untuk layanan data mereka bisa menggunakan kartu SIM Smartfren yang sangat murah. Promosi agresif yang dilakukan armada pemasaran yang kuat berupa distributor dan promotor ini berhasil menambah jumlah pelanggan dengan sekitar 42 persen dari akhir tahun 2018 yang 12 juta menjadi 17 juta lebih pada akhir Mei 2019.
Djoko Tata dan Dirut PT Smartfren Merza Fachys yakin, target 30 juta pelanggan akan tercapai akhir tahun. Apalagi didukung biaya modal (capex – capital expenditure) 200 juta dollar AS, sekitar Rp 2,9 triliun, mereka akan memiliki lebih dari 22.000 BTS 4G LTE Advance di seluruh Indonesia.
Beberapa kota dan kawasan terluar terdepan dan tertinggal (3T) sudah dijangkau antara lain Anambas, Natuna selain Samarinda dan Balikpapan. Juga beberapa kota di Lombok, selain ke lebih dari 200 kota utamanya di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan.
Beda dengan semua operator seluler lain, dibantu penyedia teknologi Nokia dan ZTE, Smartfren sejak tahun 2015 hanya menggelar BTS (base transceiver station) 4G LTE Advance dan tidak punya BTS 2G atau 3G, yang justru oleh operator lain sudah mulai ditinggalkan. Sementara layanan VoLTE sudah dimulai sejak tahun 2016 dan kini menjadi pilihan utama pelanggan karena sangat murah dengan kualitas suara sangat bagus.
Operator ini sangat agresif dalam memasarkan produknya, didukung lebih dari 5.000 promotor dan brand ambassador Atta Ashiapp, naik tinggi dibanding 2018 yang hanya 2.000 promotor yang terdiri dari gadis-gadis dan pria gemulai. Juli ini sekitar 200 produser terbaik dari 300 distributor penjualan seluruh Indonesia akan mendapat penghargaan dalam pertemuan di Bandung. ***