NADIEM MAKARIM
Founder Go-jek
Ia tak mengikuti jejak sang ayah yang dikenal di bidang hukum. Nadiem memang lebih gemar menekuni dunia bisnis. Pantas jika gelarnya pun MBA yang ia sabet dari Harvard Business School, Amerika.
Go-jek di tahun 2018, bukan lagi dikenal sebagai perusahaan penyedia ojek online, namun multilayanan. Go-Food dikembangkan dan kini telah memiliki basis data kuliner yang sangat kuat dari mulai penjual kaki lima hingga resto bintang lima.
Go-jek sendiri kian sulit ditandingi Grab. Bahkan ketika telah menghijaukan Indonesia, kini mulai melebarkan sayap di Thailand dan Vietnam yang kebutuhan akan angkutan roda dua juga tinggi. Untuk proses ekspansi ini sendiri Go-jek meyiapkan investasi mencapai Rp 7,1 triliun.
Salah satu target yang dicanangkan di 2018 adalah meningkatkan performa layanan pembayaran Go-pay. Dan, Go-pay kian mandiri menjadi teknologi finansial praktis bagi banyak warga di kota besar.
Dengan tiga pilar ini saja (meski juga banyak Go-Go lainnya), perusahaan Nadiem Makarim sudah masuk golongan start up unicorn, memiliki nilai mencapai Rp 14 triliun lebih.
Sebelumnya ia sempat belajar online business di Zalora. Bahkan juga pernah menjadi Chief Innovation Executive di aplikasi Kartuku. Dua pengalaman ini membawanya untuk mendirikan Go-jek dengan nama perusahaaan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.
Kelak, pada 2017 aplikasi Kartuku ia akuisisi. Pertumbuhan bisnis lalu melesat ke mana-mana, memasuki berbagai bidang.
Pria 34 tahun ini tahu benar memulai bisnis. Tak heran jika layanan yang ditawarkan sangat massif. Investasinya terus tumbuh seiring dengan bertambahnya bisnis on-line. Sejumlah investor di antaranya Google, Tencent, JD, Rakuten, Northstar Group dan banyak lagi. (*)
Ingin paket unlimited terbaik? Klik https://indosatooredoo.com/id/personal/producttariff/unlimited?utm_source=sinyalmagzadvertorial&utm_medium=awareness&utm_campaign=unlimited&utm_content=advertorial