SINYALMAGZ.com – Beberapa hari belakangan ini netizen di seluruh dunia banyak yang mengunggah foto wajahnya menjadi jauh lebih tua dari sebenarnya. Tentu saja foto tersebut bukanlah asli, melainkan efek dari aplikasi bernama FaceApp yang sedang viral melalui tantangan #AgeChallenge.
Namun, maraknya penggunaan aplikasi FaceApp ini ternyata membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) was-was terkait privasi data pengguna yang bersangkutan.
Dirangkum dari TechCrunch, Senin (22/7/2019), Senator AS, Chuck Schumer, bahkan meminta Biro Investigasi Federal (FBI) dan Komisi Perdagangan AS (FTC) untuk menyelidiki aplikasi FaceApp.
Kekhawatiran Schumer itu didasarkan pada negara asal pembuat aplikasi. Ya, FaceApp dikembangkan oleh perusahaan asal Rusia bernama Wireless Lab.
“Saya meminta FBI untuk melihat apakah data pribadi yang diunggah oleh jutaan orang di AS ke FaceApp akan berpindah tangan ke pemerintah Rusia, atau entitas yang terafiliasi dengan pemerintah Rusia.”, tulis Schumer.
Schumer juga menyoroti ketentuan layanan FaceApp yang dinilainya dapat mengelabui pengguna soal keamanan data pribadi yang dikumpulkan dan siapa saja yang bisa mengaksesnya.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Komite Nasional Demokrat (DNC). Chief Security Officer Bob Lord bahkan meminta semua pejabat DNC untuk menghapus aplikasi tersebut di ponselnya.
“Tidak jelas apa resiko privasi yang akan dihadap. Tetapi yang jelas, menghindari aplikasi memberikan manfaat lebih besar dibanding risikonya.”, kata Lord.
DNC sendiri memang pernah mengalami pengalaman buruk berkaitan dengan pemerintah Rusia. Pada tahun 2015 dan 2016 lalu, jaringan komputer DNC pernah dibobol hacker. Beberapa ahli keamanan cyber dan pemerintah AS menuding pemerintah Rusia adalah dalangnya.
FaceApp sendiri telah mengetahui adanya kekhawatiran tersebut, dan mengatakan bahwa data pengguna tidak akan dikirim ke Rusia.
“Meskipun tim riset dan pengembangan inti berada di Rusia, namun data pengguna tidak akan ditransfer ke sana. Kebanyakan gambar dihapus dari server kami dalam 48 jam setelah diunggah.”, jelas FaceApp.
“Kami juga tidak menjual atau memberikan data pengguna kepada pihak ketiga.”, lanjut FaceApp.
FaceApp sendiri menggunakan server AWS dan Google Cloud untuk penyimpanan data. Popularitasnya melesat karena #AgeChallenge.
Sejak 10 Juli 2019 lalu, aplikasi ini sudah diunduh sebanyak 13 juta kali.
Bahaya Tersembunyi di Balik #AgeChallenge Aplikasi FaceApp
Meski terlihat mengasyikkan, pengguna tampaknya harus lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi ini. Pasalnya, FaceApp ternyata bisa saja menyebarkan, menyimpan, bahkan menjual foto pengguna untuk tujuan komersial, meski foto tersebut telah dihapus.
Kemungkinan itu tertuang dalam bagian persetujuan dan ketentuan pemakaian dari aplikasi FaceApp. Bagian tersebut biasanya memang jarang dibaca, karena kebanyakan pengguna cenderung buru-buru saat menekan tombol Agree.
Di sini, tepatnya di bagian ketentuan user content, FaceApp mengatakan, “Anda memiliki semua hak konten. Selanjutnya, FaceApp tidak mengklaim kepemilikan atas konten pengguna yang diposting melalui layanan.”
Kalimat tersebut memang terdengar seolah melindungi konten-konten milik pengguna. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kalimat “Kecuali untuk lisensi yang Anda berikan di bawah ini.”, yang tertulis pada awal ketentuan.
Pada bagian selanjutnya, FaceApp menjelaskan bahwa lisensi yang dimaksud tidak lain berupa lisensi penuh dan tidak dapat dibatalkan. Berikut ini kutipan selangkapnya.
“Anda memberi FaceApp lisensi yang berlaku selamanya, tidak dapat dibatalkan, tidak eksklusif, bebas royalti, dibayar penuh, untuk mereproduksi, memodifikasi, mengadaptasi, mempublikasikan, menerjemahkan, membuat karya turunan, mendistribusikan, memajang karya di hadapan publik, dan menampilkan konten milik Anda dengan nama, nama pengguna, atau bentuk apa pun yang diberikan dalam semua format dan saluran media, tanpa kompensasi kepada Anda.”