XL Axiata mengimplementasikan platform ZTO (zero touch operation) termasuk otomatisasi pengelolaan jaringan (NOC – network operation center) demi peningkatan kenyamanan pelanggannya. Operator itu mampu mempercepat proses deteksi terhadap gangguan jaringan yang pengoperasiannya makin kompleks karena jumlahnya terus meningkat.
Dengan kemampuan mengetahui gangguan lebih awal, dampak gangguan, termasuk jumlah pelanggan yang terkena, bisa diminimalisir. Saat ini XL memiliki lebih dari 142.000 BTS dan terus bertambah, belum lagi jumlah gelombang mikro (microwave) dan serat optik yang makin banyak.
Kata Direktur & Chief Information-Digitalization Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya, penerapan platform ZTO ini merupakan bagian dari transformasi digital yang terus dilakukan. Sejak tahun 2019 XL memodernisasi setiap perangkat penunjang operasi yang semuanya terintegrasi penuh, dan tahun ini XL akan terus membangun dan memperluas jaringan.
Memaksimalkan berbagai layanan sesuai ekspektasi pelanggan, XL juga berupaya meminimalisir dampak gangguan pada sisi jaringan. Platform ZTO membuat aktivitas operasional termasuk pengelolaan jaringan bisa diproses secara otomatis dengan pemanfaatan IT, “Yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan,” katanya pula.
ZTO diterapkan untuk menjalankan pekerjaan yang berulang dan memiliki tingkat kognitif yang rendah serta membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak. Kini semua pekerjaan yang memiliki SOP (standard operational procedure) yang baku akan diambil alih mesin, sehingga sumber daya yang ada bisa digunakan untuk pekerjaan yang lebih produktif.
Saat ini implementasi platform ZTO oleh XL Axiata berhasil memberikan manfaat berupa ketersediaan jaringan meningkat sekitar 4,2 persen, volume download naik hingga 45 persen, waktu respon terhadap persoalan jaringan 90 persen lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan juga 35 persen lebih cepat, serta peningkatan kualitas 4G hingga 18 persen.
Pelanggan nyaman
Semua indikator tadi menunjukkan peningkatan kinerja penanganan gangguan dan peningkatan kualitas jaringan. Yang pada akhirnya bisa dirasakan langsung oleh pelanggan berupa kenyamanan menggunakan jaringan XL Axiata.
Platfrom ZTO bekerja dengan menggunakan machine learning algorithm untuk mengolah data pada sistem, menghasilkan informasi dan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan. Termasuk automatic resolution, berdasarkan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kata Manase Gintng dari Huawei, dengan platform ZTO, pusat gangguan bisa terderteksi hanya dalam waktu lima menit.
Bekerja sama dengan PT Huawei Tech Investment sebagai penyedia teknologi, sistem enablement dari ZTO ini sudah diterapkan XL Axiata sejak awal tahun 2020, dengan hasil beberapa use case dari automatisasi operation. Proyek ini ditargetkan bisa selesai di tahun 2023 mendatang.
Menurut Yessie, secara industri, mungkin beberapa operator di Indonesia sudah melihat peluang penerapan artificial intelligent (AI) and machine learning pada NOC mereka. Namun, untuk bisa menerapkannya perlu terlebih dulu melalui prasyarat utama, yaitu operation digitalization.
Prasyarat tersebut memungkinkan suatu perusahaan mempunyai data operasional yang akan menjadi dasar atau inputan ke dalam machine learning algorithm pada platform ZTO. Dengan demikian, platform ini bisa memberikan informasi dan rekomendasi untuk penyelesaian persoalan dan melakukan remediasi otomatis terhadap problem tertentu.
Dalam melaksanakan transformasi digital dalam operasional perusahaan, XL Axiata menjalankan sejumlah inisiatif strategis. Selain implementasi platform ZTO, inisiatif yang telah diimplementasikan antara lain Google Cloud – hybrid-cloud, cloud core 5G-ready, customer identity and access management (CIAM), SAP S/4 Hana cloud, omnichannel customer value management (OCVM), dan multi channel campaign management (MCCM). (hw)