Untuk memenuhi nilai TKDN, Vivo juga bekerja sama dengan vendor-vendor lokal yang memroduksi part sampai aksesoris penunjang untuk dirakit di Cikupa.
Namun tidak hanya hardware, Vivo juga sudah menjalin kerja sama untuk membangun software dengan beberapa perusahaan di Indonesia.
Dengan begini, Vivo sudah memenuhi nilai TKDN yang diminta pemerintah yakni 30{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3}. Karena saat ini Vivo sudah berhasil menyentuh nilai 32{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3}.
“Kami menargetkan nilai TKDN yang mereka penuhi menjadi 40{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3} hingga akhir tahun ini. Tanpa diminta pemerintah kami akan memenuhi nilai TKDN hingga 40{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3},” tegas Peter.
Peter menambahkan, saat ini pabrik Kami dapat menghasilkan 500.00 produk tiap bulannya, dengan pabrik kedua dan ketiga kami menargetkan 1 juta produk tiap bulannya.
Melihat tren dan angka penjualan adalah salah satu cara paling mudah. Vivo yang tergolong baru dalam segmen ini, mendapati perolehan angka penjualan yang diluar ekspektasi mereka.