SINYALMAGZ.com – Menurut para ahli robotik, robot yang didukung dengan kecerdasan buatan (AI) sangat memungkinkan di masa yang akan datang akan mengancam sejumlah pekerjaan manusia.
Meski demikian, tidak semua para ahli berpendapat sama. Salah satunya diungkapkan oleh Dr David Levy, seorang penulis dan ahli kecerdasan buatan.
Prediksi tersebut bukannya tanpa alasan, mengingat perkembangan robotik dan kecerdasan buatan diprediksi akan semakin berkembang di masa depan.
Oleh sebab itu, kasus tentang manusia yang akan menikah dengan robot setidaknya akan terjadi kurang lebih 35 tahun dari sekarang.
“Pernikahan pertama (robot dan manusia) akan terjadi sebelum 2050. Bukan setelahnya.”, ujar Levy, saat menghadiri Konferensi Robot yang digelar di London beberapa waktu lalu.
Ia percaya bahwa di masa depan manusia yang menikah dengan robot akan diakui secara hukum. Sama halnya seperti pernikahan yang dilakukan oleh sesama manusia.
Keadaan tersebut juga dipengaruhi dengan semakin banyaknya manusia yang menerima konsep hubungan antara manusia dengan robot di masa depan.
Dengan demikian, masyarakat akan mengembangkan regulasi yang mengatur hubungan tersebut. Oleh karenanya, manusia harus dapat menerima mengenai kemungkinan nyata dari pernikahannya dengan robot.
Sementara dari sisi teknologi, dalam 35 tahun ke depan, pengembangan kecerdasan buatan akan semakin mumpuni. Banyak kecerdasan buatan akan dibuat semirip mungkin dengan manusia.
Bahkan, bukan tidak mungkin, robot dapat memiliki emosi layaknya manusia, seperti cemburu, marah, senang, dan lain sebagainya.
Dikutip dari International Business Times, Rabu (26/12/2018), Dr Levy menyadari bahwa gagasan tersebut akan mendapat banyak penolakan dan kritik. Terlebih, gagasan ini akan membawa perdebatan pada persoalan moralitas manusia dan hubungannya dengan robot.
Meski demikian, ada kemungkinan hubungan robot dan manusia itu akan tetap terjadi di masa depan.
Sebagai informasi, gagasan Levy ini sedikit berbeda dari Stephen Hawking, seorang fisikawan kenamaan. Di mana menurut Hawking, kecerdasan buatan dan sistem otomatisasi teknologi dapat mengancam beberapa profesi.