SinyalMagz.com – Sepertinya bisnis smartphone ZTE bakal terancam gulung tikar setelah perusahaan tersebut mendapat hukuman dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS). Dimana perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS kini dilarang untuk memasok komponen apapun kepada ZTE, sebagai sanksi akibat dari pelanggaran ketentuan yang dilakukan oleh perusahaan asal Tiongkok tersebut.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat itu membuat ZTE kini tidak bisa lagi menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon.
Lebih parahnya lagi, perusahaan tersebut juga dikabarkan akan dapat kehilangan lisensi Android. Hal ini dikarenakan Google juga merupakan perusahaan yang berbasis di AS.
Meski ZTE merupakan perusahaan yang berbasis di luar AS, namun perlu diingat bahwa banyak komponen yang mereka gunakan berasal dari AS.
Dan dengan dituduhnya ZTE menjual teknologi AS ke Iran, perusahaan itu pun kini dituntut untuk membayar denda sebesar 890 juta dollar AS atau sekitar Rp 12 triliun, dan denda tambahan 300 juta dollar AS atau sekitar Rp 4 triliun.
Selain itu, perusahaan juga “dipaksa” untuk memecat empat karyawan seniornya, serta memberikan surat peringatan kepada 35 orang karyawan lainnya.
Perusahaan sendiri mengakui bahwa pada bulan Maret 2018 lalu mereka sudah memecat keempat karyawan. Namun mereka tidak melakukan apa pun terhadap 35 orang lainnya.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat kemudian meningkatkan sanksi larangan selama tujuh tahun atas ZTE. Hal ini berarti ZTE tidak dapat menggunakan sumber daya yang berasal dari AS selama periode tersebut berlangsung.
Selain itu, putusan ini membuat ZTE kehilangan pasokan komponen utama untuk ponselnya. Salah satunya adalah Qualcomm, sebagai pemasok prosesor ponsel milik ZTE.
Qualcomm yang notabene-nya adalah perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tidak akan lagi bisa menjadi pemasok chipset.
Selain dikucilkan dalam perdagangan dan tidak bisa menggunakan teknologi milik AS, perusahaan tampaknya juga tidak bisa menggunakan OS Android pada smartphone miliknya.
Tentu ini kondisi yang sangat mengancam keberlangsungan bisnis smartphone ZTE, karena OS mana lagi yang bisa dilisensikan untuk menyaingi Android.