WWW.SINYALMAGZ.COM – Ibarat terjepit di sudut ring begitulah nasib Nokia. Bermain di kelas bawah dengan rentang harga smartphone di bawah Rp 3 jutaan, terlalu banyak petarungnya. Sementara jika memilih di pasar highend, dengan kisaran di atas Rp 7 jutaan, nama lain sudah keburu jauh lebih kuat dan branded.
HMD Global pemegang merk Nokia untuk penjualan di seluruh dunia akhirnya mengibarkan bendera putih, khususnya dalam pertarungan kelas highend.
Adam Ferguson, Head of Product Marketing, Global HMD, bilang dengan tegas, “Membuat ponsel seharga 800 dolar (sekitar Rp 11 juta) tidak masuk akal bagi kami saat ini.”
Sejak merilis Nokia 9 PureView yang mengusung teknologi tinggi imaging, HMD Global sudah merasa kepayahan dalam penjualan. Sungguh tidak mudah mengembalikan nama Nokia kembali berjaya.
Strategi ini tampaknya seperti ungkapan mencek ombak bagi Nokia. Sementara HMD sendiri juga getol merilis ponsel fitur dan beberapa smartphone kelas menangah ke bawah.
Nokia 9 PureView yang dirilis pada 2019 tidak laris manis di pasaran. Ini membuat HMD babak belur. Apalagi ditambah dengan situasi 2020 yang membuat banyak konsumen menahan uang selama pandemic Covid-19.
HMD Global yang semula merupakan produsen terbesar ke-8 sedunia, anjlog ke urutan 11.
Situasi itu berlangsung hampir satu tahun. Baru pada kuartal 3 – 2021 kondisi keuangan HMD terlihat membaik dan ditutup dengan penjualan mencapai 3,2 juta unit pada kuartal 4 – 2021.
Pendapatan penjualan smartphone naik 41 % dibandingkan tahun 2020.
HMD Global megawali 2022 dengan strategi yang lebih fokus. Mereka akan menitikberatkan pada pembuatan ponsel fitur yang bagus dan ponsel pintar entry-level dan mid-range.
Sisi kelebihan yang akan dicapai adakan ponsel yang bisa bertahan hingga beberapa tahun, dengan masa pakai baterai lebih panjang, dan pada titik harga yang terjangkau.
Entah di pasar ini apakah masih menyediakan konsumen? Mengingat banyak negara berkembang kini mulai mengalihkan jaringan 3G ke 4G. Sementara jaringan 2G nyaris sulit ditemui. (*)