SINYAL.co.id– Kendati baru bermain di Android, Nokia tak mau begitu saja bermain dengan strategi harga terjangkau. Tak heran jika beberapa Nokia Android dibanderol mahal. Di sisi lain, meski sudah mengusung beberapa teknologi yang menjadi ciri khas Nokia, tetapi tak mudah menjinakkan pasar smartphone Android yang terlanjur riuh.
Baru belakangan ini Nokia mau kompromi. Lahirnya Nokia 2 bisa jadi memang ditunggu pasar yang kadung kangen dengan produk-produk Nokia. Meski demikian Anda tetap tak bisa memperoleh spek seperti halnya Nokia 6 atau Nokia 8.
Bahkan ketika merilis Nokia 3 yang sebenarnya sudah cukup banting harga, nyatanya tak sukses.
Nokia 2 dikemas lebih pintar, dan dengan strategi promosi yang tampaknya melebihi Nokia 3.
Pertama, tentu saja harga. Nokia memasang banderol 40 dolar lebih murah ketimbang Nokia 3. Kalau dikurs ke rupiah hanya sekitar Rp 1,8 jutaan.
Dengan angka ini, Anda akan memperoleh sebuah produk dengan material plastik namun dengan frame aluminium. Posturnya berukuran 143.5 x 71.3 x 9.3 mm, di mana menancap sebuah layar jenis LTPS IPS diagonal 5 inci. Bukan tipe bezeless tentu saja, tercatat angka 67 persen memenuhi penampang depan. Tetapi layar ini sudah dilapis oleh Gorilla Glass, meski bukan terbaru.
Faktor berikutnya adalah seri ini telah mengikuti OS terkini, Android Nougat dan kabarnya siap untuk di-upgrade ke Oreo sewaktu-waktu. Artinya, kelak Anda yang ingin menikmati Oreo alias versi 8, seri ini bakal ter-update.
Faktor yang tak kalah penting adalah kapasitas baterai. Menurut SINYAL, inilah keunggulan paling tinggi dari seri ini. Bayangkan sebuah smartphone kelas mid tetapi memiliki baterai dengan kapasitas 4.100 mAh.
Selebihnya, nyaris standar dan bahkan beberapa brand Tiongkok jauh lebiih berani menantang.
Sebut saja SoC yang hanya menggunakan Snapdragon 212. Clock speed prosesor satu ini hanya 1,3 GHz.
Kemudian memori internal yang disediakan cuma 8 GB dengan RAM 1 GB. Sementara kameranya pun dengan resolusi 8 MP di belakang. Sedangkan kamera depan 5 MP.
Melihat spesifikasi yang kerap jadi incaran pembeli ini, rasanya HMD Global perlu lebih berani menambahkan komponen yang lebih tinggi. (*)