SINYALMAGZ.com – Media sosial sudah menjadi salah satu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Baik remaja sampai lansia, nyaris semua memiliki akun media sosial. Bahkan, sebagian menganggap bahwa media sosial merupakan ladang bisnis yang menjanjikan.
Namun, seperti pada umumnya, media sosial juga memiliki sisi negatif. Sebut saja cyberbullying, yang sudah menjadi salah satu dampak buruk dari media sosial.
Ngerinya lagi, dari data yang dihimpun tahun 2013, Indonesia ternyata jadi negara yang menempati peringkat pertama dengan jumlah 38% penyumbang kasus cyberbullying di dunia.
Lantas, bagaimana bisa netizen Indonesia jadi juara cyberbully?
Berikut ini alasannya.
1. Netizen Indonesia senang cari kekurangan public figure
Di dunia maya, banyak netizen yang justru sengaja mencari-cari cela untuk melakukan bullying, terlebih bagi para artis atau selebgram.
Salah sedikit saja dalam hal berpenampilan, netizen bisa memberikan komentar nyinyir yang jumlahnya sampai ribuan.
Memang terkesan kurang kerjaan. Tapi tak bisa dipungkiri, begitulah kelakuan netizen Indonesia, sang peraih juara pertama cyberbullying.
2. Menyerang dengan komentar anarkis
Masih ingat dengan kasus Sonya Depari? Ya, sikapnya yang arogan, lengkap dengan mengaku sebagai anak jendral, memang kurang terpuji.
Namun sejak videonya menyebar di dunia maya, para netizen Indonesia langsung menyerang Sonya dengan komentar-komentar anarkis.
Parahnya lagi, cacian, hinaan, dan makian dari netizen itu sampai membuat ayah dari Sonya meninggal dunia, karena tidak tahan melihat anaknya yang terus-terusan dihujat.
3. Mendorong orang lain untuk melakukan bullying
Hampir semua netizen di Indonesia kerap mendorong orang lain untuk mem-bully seseorang.
Contohnya saja, kasus Afi Nihaya Faradisa beberapa waktu lalu. Sejak aksi plagiat-nya terungkap, ribuan komentar pedas langsung memenuhi kolom komentar statusnya.
Belum lagi ribuan netizen juga membagikan kembali status Afi, seolah mempersilakan netizen lain untuk berpartisipasi untuk melakukan bully.
4. Menganggap tindakan bullying di Media Sosial sebagai hal biasa
Media sosial saat ini dianggap sebagai tempat yang begitu bebas. Tak heran jika makin hari makin banyak saja terjadi kasus penindasan melalui komentar.
Padahal, menurut Psikolog, Katarina Ira Puspita, yang tergabung di Kasandra And Associates Psychological Practice, tindakan bullying yang dilakukan di sosial media memiliki dampak yang lebih berbahaya dari bully fisik.
Pasalnya, tindakan cyberbully sangat berpotensi membuat korbannya bunuh diri.