Rate: 7/10
Pemain: Jason Momoa, Isabela Merced, Manuel Garcia-Rulfo, Amy Brenneman
WWW.SINYALMAGZ.COM – Bisnis farmasi, produsen obat-obatan dan medis, pada belakangan ini boleh lah disebut tengah menikmati masa keemasannya, kegemilangannya. Salah satu bisnis yang justru melejit di kala hampir semua sektor mengalami mati suri atau paling tidak tiarap. Karena itu di beberapa negara perusahaan farmasi dinilai sebagai aset vital.
Perusahaan ini dengan produknya yang menyangkut hajat hidup orang banyak terbilang amat strategis. Oleh sebab itu, sangat mungkin bila oleh pebisnis maupun pejabat negara dimanfaatkan untuk beragam kepentingan. Entah berlatar politik, sosial, atau ekonomi maupun bisnis sekalipun.
Bisnis farmasi bisa jadi ladang becek untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Bahkan saking menggunungnya profit, kadang tak mempedulikan lagi sisi kemanusiaan bila dilandasi oleh niat udang di balik batu. Persetan dengan di luar sana begitu banyak pasien yang tengah menghadap maut.
Keluh keluarga pasien kepada produsen tak lagi hirau. Bisnis bila dilandasi kepentingan akan menjadi tempat kolusi. Begitulah akhirnya rencana produksi obat kanker dibatalkan sepihak oleh CEO BioPrime, Simon Keeley (Justin Bartha). Pemerintah yang diwakili senator Pennsylvania, Diana Morgan (Amy Brenneman) melontarkan protes melalui siaran televisi. Mirip adegan drama antara pejabat dengan pengusaha.
Pertunjukan itu membuat gerah Ray Cooper (Jason Momoa) yang istrinya sedang sekarat akibat kanker. Telefon Cooper tak digubris Keeley yang kukuh dan cenderung menyepelekan. Padahal produk BioPrime itulah yang akan menyembuhkan sang istri. Lamat-lamat dokter yang semula optimis, akhirnya angkat tangan. Obat itu hanya narasi dan lenyap ditelan konspirasi.
Plot film Sweet Girl yang baru dirilis di jaringan Netflix lalu bergulir. Brian Andrew Mendoza yang ditunjuk sebagai sutradara mengemas secara flashback. Satu-persatu babak dikuak.
Nyawa Amanda Cooper (Adria Arjona) tak tertolong. Akibatnya Cooper meradang, membawa amarah luar biasa. Sikap BioPrime yang tak masuk akal meletupkan kebencian dan mengorek luka hati. Situasi itu juga memberi pengaruh besar pada putri semata wayangnya, Rachel Cooper (Isabela Merced). Ray menyimpan dendam.
Si “sweet girl” yang tadinya lebih rasional menerima kenyataan, berubah menjadi emosional. Gadis manis bin pintar (dengan IPK 3,5), membawa bakat petarung sang ayah, lantas terbawa mengikuti petualangan membabat sekongkol jahat bisnis obat itu.
Ia bahkan berani menguntit sang ayah yang hendak bersua dengan seorang jurnalis yang bakal membongkar udang di balik batu bisnis BioPrime. Malang tak dapat ditolak, pertemuan itu justru meneruskan ke babak berikutnya. Ray tertusuk pisau pembunuh bayaran, Rachel terlempar hingga pingsan saat hendak membantu.
Sepeninggal istri, hubungan Ray dan Rachel memang agak renggang. Ditambah kehidupan yang nyaris bangkrut akibat biaya pengobatan mendiang Amanda. Kerja keras sebagai kepala rumah tangga, hingga mengambil dua shift kerja, hanya sia-sia belaka, jika akhirnya duka yang didapat.
Satu-persatu para pengusaha terkait BioPrime dihabisi. Namun aksi pembalasan ini malah dianggap kriminal di mata FBI. Perburuan pun dimulai, tidak hanya oleh sejumlah agen FBI, namun juga pembunuh yang dibayar oleh sekongkol jahat.
Sweet Girl diproduksi sebelum terjadi pandemi di seluruh dunia. Film ini bergenre action thriller yang dikemas mirip dengan Braven, dan dimainkan Momosa pada 2018. Jika di Braven, Momosa menjadi sorot utama di sepanjang film, maka di Sweet Girl, ia harus berbagi dengan Merced, si Dora di film Dora and The Lost City of Gold.
Walaupun relasi antara ayah-anak terasa membeku usai ditinggal ibu, namun di balik ada ikatan yang sangat kuat di antara keduanya. Begitu kuatnya ikatan itu hingga memberi inspirasi aksi ke benak Rachel.
Film sepanjang 110 menit ini mengaajak Anda menyimak aksi warga memberi “pelajaran” kepada pengusaha korup. Sutradara Mendoza tak ingin cepat-cepat membuka kedok persekongkolan. Sampai pada akhirnya Anda akan tahu, siapa sang dalang, dan ada apa dengan Ray-Rachel? (*)