SINYALMAGZ.com – Baru-baru ini, tim astronom sukarelawan NASA kembali menemukan sebuah bintang di luar angkasa. Menariknya, bintang jenis White Dwarf (katai putih) ini berbeda dengan bintang-bintang lain yang ada di tata surya.
Pasalnya, ia diyakini sebagai bintang paling tua dan paling dingin yang pernah hidup.
Dilansir dari Geek, Sabtu (23/2/2019), bintang bernama J0207+3331 (atau J0207, singkatnya) ini pertama kali ditemukan oleh astronom sukarelawan yang bekerja di bawah proyek NASA Backyard Worlds: Planet 9.
NASA berharap, dengan ditemukannya bintang paling tua tersebut, maka mereka dapat mempelajari masa depan dari tata surya.
“Bintang ini sangat tua, kami lihat dari proses penyerapan material ke dalam bintang ini bisa memakan waktu miliaran tahun.”, ujar astronom John Debes.
“Kini, astronom mencoba menciptakan model cincin dari bintang ini untuk bisa menerka selama apa sistem planet kita berevolusi.”, tambahnya.
J0207 sendiri berjarak 145 tahun cahaya di konstelasi Capricornus. Biasanya, bintang katai putih ini perlahan akan mendingin seiring dengan usianya yang semakin menua.
Tim sukarelawan astronom juga telah memperkirakan kalau usia J0207 sudah menginjak 3 miliar tahun.
Meski merupakan bintang terdingin di tata surya, namun temperaturnya bintang katai putih berkisar di suhu 5.800 derajat Celsius.
Katai putih merupakan bintang kecil yang sudah tidak lagi bersinar, dan sudah menyelesaikan hidupnya. Bintang ini terdiri dari materi yang sudah terdegenerasi.
Ia juga menjadi tahap evolusi terakhir bintang dengan massa kecil dan menengah.
Katai Putih sendiri ditemukan pada tahun 1910 silam oleh Henry Norris Russell, Edward Charles Pickering, dan Williamina Fleming. Adapun penamannya, dinamakan oleh Willem Luyten pada tahun 1922.
Astronom Temukan Tiga Ribu Galaksi Tak Dikenal
Baru-baru ini sekelompok astronom internasional baru saja menemukan 300.000 galaksi yang belum dikenal di luar angkasa.
Dilansir dari Mirror, Sabtu (23/2/2019), lebih dari 200 astronom di 18 negara telah menerbitkan laporan mereka terkait 300.000 galaksi tersebut.
Laporan itu diungkap oleh Netherlands Institute for Radio Astronomy (ASTRON). Di mana mereka menggunakan teleskop Low Frequency Array (LOFAR) untuk mendeteksi kehadiran galaksi ini.
Dilaporkan kalau teknologi astronomi radio mengungkap bagaimana alam semesta berproses, di mana proses ini tidak dapat dilihat manusia dengan instrumen optikal.
Untuk riset astronomi ini, teleskop LOFAR mengobservasi 25 persen belahan di bagian utara dalam frekuensi radio rendah.
Adapun 10 persen dari data ini dibagikan ke publik, di mana ada 300.000 titik bercahaya yang benar-benar diyakini sebagai galaksi.
Dengan memanfaatkan teleskop LOFAR, astronom mendeteksi adanya radiasi aneh yang diciptakan untuk memasitkan kehadiran galaksi.
Jejak-jejak ini, yang mana sebelumnya sulit untuk dipahami astronom, ternyata bisa memproduksi emisi radio yang dapat berpendar dalam jarak jutaan tahun cahaya.
Astronom pun menggunakan metode high throughput compute cluster (GRID) dan data yang dikumpulkan dari teleskop LOFAR untuk menciptakan foto galaksi baru ini dalam kualitas terbaik.