Kinerja XL Axiata pada 2023 moncer, pendapatannya naik 11% dibanding tahun 2022, sebesar Rp 32,34 triliun , EBITDA naik 12% jadi Rp 15,89 triliun, EBITDA margin jadi 49,1%, labanya Rp 1,28 triliun, naik 15%. Keberhasilan ditopang trafik data yang naik 21% menjadi 9.638 petabytes, yang mendorong kontribusi layanan data dan digital 91% dari total pendapatan, dari basis pelanggan 57,5 juta.
“Peningkatan sarana digital, kualitas infrastruktur jaringan, adopsi teknologi yang relevan di semua lini bisnis, mampu meningkatkan mutu layanan yang mendorong peningkatan trafik data, yang berkontribusi pada peningkatan ARPU menjadi Rp 43.000,” kata Presdir & CEO XL Axiata, Dian Siswarini. ARPU adalah pendapatan rata-rata dari tiap pelanggan (average revenue per user).
Sukses ini, tuturnya, sesuai upaya cermat meningkatkan efisiensi di semua lini bisnis. Terutama pada pengeluaran untuk penjualan dan pemasaran (sales & marketing) yang ditekan hingga 6%. Secara keseluruhan, kenaikan opex (operational expenditure – biaya operasi) lebih rendah dibanding pertumbuhan pendapatan.
Penurunan beban penjualan dan pemasaran didorong peningkatan penggunaan sarana digital aplikasi MyXL dan AXISnet, yang total pengguna aktif per bulannya sebanyak 29 juta. Naik hampir 2X dalam periode dua tahun terakhir.
Itu menunjukkan keduanya mampu meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, memberi pemahaman lebih mendalam terhadap kebutuhan, preferensi serta perilaku pelanggan. Ini membuat mereka mampu menawarkan produk yang tepat kepada pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat, secara lebih efektif.
Satu kunci pertumbuhan XL Axiata, personalisasi penawaran dan layanan sehingga data net promoter score (NPS) yang signifikan meningkat, mendorong penggunaan layanan. Pada akhirnya membantu meningkatkan pendapatan, yang terus diterapkan di sepanjang 2024 ini.
Penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk memenuhi permintaan seluruh segmen pelanggan. Data analitik memungkinkan mereka mengevaluasi KPI (key performance indicator) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan kesetiaan pelanggan. Sehingga dapat dirancang strategi tepat menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
Konvergensi
Jumlah base transceiver station (BTS) ditambah 14.101 hingga menjadi 160.124 buah, naik 10% dari 2022, sebanyak 104.993 di antaranya BTS 4G. Fiberisasi sudah 61% dari total BTS, berupa modernisasi jaringan dengan cara menghubungkan BTS melalui jalur fiber.
Termasuk melakukan penyegaran berbagai perangkat BTS, seperti mengganti perangkat yang selama ini memakai microwave menjadi perangkat fiber. Fiberisasi mampu meningkatkan kualitas layanan data 4G, sekaligus salah satu langkah mempersiapkan jaringan 5G.
Blanja modal (capex – capital expenditure) cukup besar, Rp 7,16 triliun, dengan cermat melanjutkan inisiatif investasi pengembangan jaringan. Ditingkatkan juga mutu layanan, meningkatkan penggunaan jaringan yang terus tumbuh.
XL Axiata punya utang kotor Rp 10,11 triliun, utang bersih Rp 9,14 triluin. Rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,84x, tanpa utang berdenominasi valuta asing. Sebesar 57% dari pinjaman yang ada bersuku bunga tetap (fixed) dan 43% dari pinjaman suku bunganya mengambang (floating). Free cash flow (FCF) sehat, dengan peningkatan sebesar 69%, menjadi Rp 8,72 triliun.
Tahun 2023 tahun monumental untuk ambisi konvergensi, dengan jumlah pelanggan fixed broadband dan penetrasi konvergensi meningkat dua kali lipat. Pelanggan layanan Home mencapai 235.000 dengan penetrasi konvergensi di level 75%, mengindikasikan permintaan kuat terhadap produk FMC XL Satu. Saat ini cakupan jaringan XL Home dan XL Satu Fiber meliputi 86 kota/kabupaten, dengan total home passed 2 juta.
Dalam 5 tahun ke depan, kolaborasi XL Axiata – Link Net akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home passed. Pada Juni dan Desember 2023 keduanya teken kerja sama pembangunan dan pengoperasian jaringan sebanyak 3 juta home passed.
Progres pembentukan XL Axiata sebagai ServeCo dan Link Net sebagai FiberCo juga terus dilakukan, dengan pengambilalihan sekitar 750.000 pelanggan residensial Link Net. Kebijakan itu akan meningkatkan jumlah pelanggan fixed broadband XL Axiata menjadi sekitar satu juta, menempatkannya sebagai pemain kedua dalam pasar fixed broadband di Indonesia.
Produk ke segmen korporat dan usaha kecil menengah (UKM) dikembangkan, selaras terus meningkatnya kebutuhan akan layanan information and communication technology (ICT), Internet of Things (IoT), dan Big Data.
Selama tahun lalu, XL Axiata berhasil meraih apresiasi dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya Indonesia Technology Excellence Award for ICT Telecommunication – Internasional Asian Technology Excellence Awards, Top 50 Big Capitalization Public Listed Company & Best Role of Stakeholders – 4th IICD Corporate Governance Award 2023, Anugerah Terbaik Kategori Hubungan Eksternal dengan inovasi Smart Mining: Digitalization for Greener Future – IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023, Best Companies to Work for in Asia – Indonesia Chapter, dan Digital Transformation dari ajang HR Asia Best Companies to Work for in Asia Awards 2023, Broadband Telecom Company of the Year – Indonesia dan Marketing & Brand Initiative of the Year – Indonesia untuk XL Home dari Asian Telecom Awards 2023, Penghargaan Main Index, High Growth dan High Market Capitalization – Indeks TEMPO- IDNFinancials 52. (*/hw)