ADVERTORIAL– Menarik untuk menyaksikan kompetisi operator telekomunikasi di Indonesia saat ini, hampir semua operator memberikan penawaran layanan data yang sangat murah kepada pelanggannya, terutama Smartfren yang dikenal sebagai operator layanan data internet.
Jangankan dibanding Indosat yang sedang terpuruk, atau XL Axiata yang sedang naik daun, Smartfren punya keunggulan – kalau tidak boleh disebut lebih unggul – dibanding Telkomsel Si Raja Telko Asia Tenggara. Telkomsel boleh punya pelanggan sekitaran 170 juta, Smartfren “hanya” 11 juta akhir tahun 2018 lalu, tetapi pelanggan Smartfren sangat dimanja.
Bandingan lain, Telkomsel punya beban buah simalakama, karena nyaris tidak mampu melepaskan diri dari pelanggan seluler generasi kedua (2G) yang masih memberi kontribusi 39 persen terhadap pendapatannya, yang 61 persen dari layanan data. Ini karena layanan Telkomsel sudah mencakup 100 persen populasi dan kawasan sampai pedesaan, di tengah laut, dengan mengoperasikan 200.000 lebih BTS (base transceiver station).
Pelanggannya pun ada konglomerat dengan pemakaian paket di atas sejuta rupiah sebulan, ada yang pulsanya sebulan hanya habis Rp 10.000. Semua dilayani dan Telkomsel memastikan hanya akan mematikan layanan 3G yang merupakan CDMA pita lebar (wideband CDMA), tetapi tidak akan mematikan layanan 2G.
Apa keunggulan Smartfren dibanding Telkomsel? Smartfren tidak harus memakan atau tidak memakan buah simalakama, karena tidak punya layanan 2G atau 3G.
Smartfren hanya punya layanan 4G LTE, yang dipancarkan dari sekitar 21.500 BTS-nya di Indonesia pada frekuensi 850 MHz selebar 10 MHz dan 30 MHz di spektrum 2300 MHz. Kepemilikan 40 MHz bagi 11 juta pelanggan, itu suatu kemewahan dibanding, misalnya, dengan XL Axiata yang punya spektrum 45 MHz untuk 55 juta pelanggan lebih.
Tidak hanya Telkomsel yang sudah mulai melayani kawasan 3T (terluar, terdepan, tertinggal), karena Indosat dan XL Axiata juga melakukannya meski jumlahnya belum banyak. Sejak Maret lalu, Smartfren pun sudah mengoperasikan 15 BTS di pulau terluar Indonesia, Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau, yang langsung tersambung ke jaringan Palapa Ring Barat.
Menurut Presiden Direktur PT Smartfren Merza Fachys, Natuna memiliki bonus demografi yang sangat baik karena letaknya strategis dan berbatasan langsung dengan Malaysia dan Vietnam. Namun ada juga tantangannya yang terasa dari kontur wilayah dan berbentuk kepulauan.
Hadirnya layanan Smartfren yang langsung 4G LTE diharapkan memberi kemudahan akses komunikasi dan informasi bagi warga. Kemudahan ini juga sangat berguna bagi pemerintah Kabupaten Natuna dalam menyelengarakan komunikasi dan koordinasi antar-para pemangku kepentingan di wilayahnya.
Sementara menurut Bupati Natuna, Hamid Rizal, hadirnya jaringan 4G LTE dari Smartfren diharapkan mampu mempercepat kesejajaran posisi Kabupaten Natuna dengan kabupaten dan kota lainnya di Indonesia. Smartfren diharapkan juga berguna untuk mengatasi permasalahan ketersediaan komunikasi dan akses informasi yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Bupati Hamid Rizal sangat mengapresiasi kehadiran Smartfren karena ia melihat fasilitas komunikasi dan informasi menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung percepatan pembangunan ekonomi Kabupaten Natuna. Layanan Smartfren sudah bisa dirasakan penduduk Kecamatan Bunguran Timur, sebagian Bunguran Tengah dan Bunguran Selatan. Mereka kini bisa nyaman dalam melakukan streaming video dan musik, bersosial media sampai browsing melalui jaringan Smartfren 4G LTE.
LALU BAGAIMANA PERSIAPAN SMARTFREN MENDUKUNG PEMUDIK LEBARAN?