SinyalMagz.com – Lagi, peneliti keamanan Microsoft Corp dan Alphabet Inc kembali menemukan malware di chip Microsoft dan Google. Dikatakan oleh para peneliti, keamanan malware yang ditemukan kali ini tidak berbeda jauh dengan Meltdown dan Spectre, yakni Malware yang pernah ditemukan di Microsoft tahun 2017 lalu.
Dilaporkan Forbes, malware bernama Speculative Store Bypass atau Variant 4 yang hadir di chip ini membahayakan data-data penting milik pengguna.
Meski malware yang ditemukan di chip Microsoft dan Google ini memberi dampak pada sejumlah chip dari Intel Corp, namun Advanced Micro Devices Inc, dan Softbank Group, serta para peneliti menyebutkan bahwa ancaman risikonya terbilang rendah.
Beruntung, dampak terburuk dari Variant empat berhasil dikurangi berkat solusi patches yang dulu digunakan untuk melawan Spectre.
Meltdown dan Spectre yang muncul pada awal Januari 2018 lalu dapat membaca kata sandi dan data sensitif lainnnya yang terdapat di dalam chip. Namun untuk malware kali ini, dipastikan tidak terlalu membahayakan dan meresahkan.
Pasalnya, Microsoft baru saja merilis fitur untuk mendeteksi keberadaan malware berbahaya seperti Meltdown dan Spectre pada perangkat.
Fitur baru tersebut disematkan dalam aplikasi Windows Analytics, yang sering digunakan para programer untuk mendeteksi kondisi perangkat mereka.
Fitur baru ini nantinya bakal memungkinan Windows Analytics memeriksa kondisi firmware pada perangkat. Setelah itu, Analytics akan memberikan notifikasi mengenai keadaan perangkat serta langkah apa yang harus dilakukan. Tool Windows Analytics bersifat add-on, dan bisa dipasang.
Selain bisa mendeteksi status firmware, fitur Windows Analytics juga meningkatkan layanan yang sudah ada seperti fitur untuk memeriksa kompatibilitas anti-virus dan kemananan sistem operasi Windows.
Sebelumnya, sebuah riset Kaspersky juga telah menemukan malware Android baru yang didistribusikan melalui Teknik Pembajakan Domain Name System (DNS) yang menjadikan smartphone sebagai sasaran di sebagian besar Asia.
Disebut dengan “Roaming Mantis”, karena malware ini bekerja aktif dan dirancang untuk mencuri informasi pengguna dan mengambil alih perangkat Android korban.