LTE unlicenced
Telkomsel menguasai rentang frekuensi selebar 50 MHz + 5 MHz ex-Flexi yang sulit dimanfaatkan karena posisinya, yang “jauh dari induknya”. Ini terdiri dari 7,5 MHz di 900 MHz, selebar 22,5 MHz di 1800 MHz, plus 15 MHz di 2100 MHz dan 5 MHz di 850 MHz bekas CDMA eks-Flexi yang menyambung ke 900 MHz-nya.
Selebar 5 MHz lain eks-Flexi yang lebih dekat ke StarOne (Indosat) dan Smartfren belum dapat dimanfaatkan karena harus tukar-tukaran dengan dua operator tadi. Sementara keduanya sudah nyaman karena pita selebar 2,5 MHz di frekuensi 850 MHz eks-StarOne misalnya, menyambung ke 900 MHz induknya, Indosat.
Telkomsel bukannya tidak bisa memberi layanan 4.5G, tetapi 30 persen dari 163 juta pelanggannya masih bercokol di 2G yang menduduki frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz, yang sedang “didesak” untuk pindah langsung ke layanan 4G LTE. Mereka bisa saja mengomersilkan 4.5G namun harus memanfaatkan spektrum bebas Wifi (wifi aggregation) yang namanya 4G LTE-U (unlicenced) atau LAA (licence assisted access) yang sayangnya tidak bersih.
Dalam waktu dekat ini ketika spektrum 2100 MHz dinyatakan sebagai teknologi netral, Telkomsel dan juga operator lain bisa memanfaatkan untuk 4,5G. Hal sama juga bagi Indosat walau mereka hanya memiliki 20 MHz di 1800 MHz, karenanya perlu mendapat tambahan frekuensi yang diharapkan didapat dari lelang salah satu kanal dari 2 kanal (10 MHz) di 2100 MHz atau yang 15 MHz di 2300 MHz.
XL Axiata punya 45 MHz yang terdiri dari 7,5 MHz di 900 MHz, 22,5 MHz di 1800 MHz dan 15 MHz di 2100 MHz. Untuk memberi layanan 4.5G, operator dari kelompok Axiata ini memindahkan pelanggan 2G dari sebagian 1800 MHz ke 900 MHz.
Kebanyakan pelanggan 2G XL Axiata berada di luar kawasan komersial misalnya perkantoran atau mal-mal. Dengan demikian operator itu leluasa mengomersilkan 4.5 di segitiga emas Jakarta selain 8 lokasi di Jabotabek dan di 12 kota besar Indonesia yaitu Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Palembang, Denpassar, Mataram, Banjarmasin, Makassar dan Menado.
Di 4.5G Xperience di 20 lokasi tadi masyarakat dapat mencoba dan merasakan kenyamanan berselancar dengan teknologi 4.5G menggunakan ponsel-ponsel yang disediakan. Beberapa vendor ponsel utama seperti Apple, Samsung. LG, Huawei juga diundang untuk mengisi gerai dengan ponsel produk mereka yang dapat digunakan untuk 4.5G.
Layanan pita lebar yang dapat disiapkan operator adalah teknologi 4T4R MIMO di 1800 MHz dengan kapasitas sampai 270 mbps, ada lagi modulasi 256 QAM (256 quadruple amplitude modulation) yang bisa sampai 200 mbps dan agregasi frekuensi (CA – carrier aggregation) cukup dengan 5 MHz di 1800 MHz yang dapat membawa kapasitas sampai 180 mbps. Semuanya kalau dikombinasikan bisa didapat kecepatan transmisi sampai 400 megabit per detik – mbps.
Dengan teknologi ini, file sebesar 25 gigabit dapat terkirim hanya dalam waktu kurang dari delapan menit.
Moch S Hendrowijono