sinyal.co.id
Operator seluler lelang spektrum baru sebanyak 40 MHz, selebar 30 MHz berada di rentang 2300 MHz dan 10 MHz di rentang 2,1 GHz, di kanal 11 dan kanal 12. Senyatanya, semua operator seluler membutuhkan penambahan frekuensi karena bentuk layanan mereka juga berubah, dari hanya suara dan SMS di generasi dua (2G) dan 3G, kini ke generasi 4 (4G) LTE yang butuh pita frekuensi yang lebih lebar.
Dari semua operator, PT Telkomsel lah yang sudah lapar frekuensi, terutama di perkotaan, dibanding empat operator lain: PT Indosat, PT Hutchison 3 Indonesia, PT XL Axiata dan PT Smartfren. Beda dengan PT Sampurna Telecom yang walau frekuensinya sempit, namun melimpah dibanding jumlah pelanggannya.
Posisi kepemilikan frekuensi saat ini diantara operator tidaklah imbang. PT Telkomsel punya 57,5 MHz di 850 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, dan 2100 MHz, dengan jumlah pelanggan 154 juta, atau 45 persen pangsa pasar seluler. PT Indosat punya 50 MHz di 850 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, dan 2100 MHz dengan pelanggan “hanya” 70 juta (20 persen pangsa pasar).
PT XL Axiata punya pelanggan sekitar 42 juta (11,8 persen), koleksi frekuensinya 52,5 MHz. Sementara HTI hanya punya 20 MHz, masing-masing 10 MHz di 1800 MHz dan 2,1 GHz dengan pelanggan 57 juta dan Smartfren dengan 15 juta pelanggan punya 30 MHz di 2,3 GHz dan menguasai 10 MHz di 850 MHz.
Tidak hanya PT Telkomsel yang berminat pada frekuensi yang akan ditawarkan itu, karena XL Axiata atau HTI pun minat. Bagi PT Telkomsel , cara lelang ataupun kontes kecantikan, mereka yakin akan menang.
Lewat kontes kecantikan Telkomsel bisa menang, karena anak perusahaan PT Telkom itu memenuhi syarat. Pelanggan paling banyak, jangkauan paling luas, kontribusi per tahun ke negara paling besar, puluhan triliun rupiah dari dividen, pajak, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan dari PPH (Pajak Penghasilan) karyawannya.
Tetapi apakah semua spektrum tersisa hanya untuk Telkomsel? Dari sisi kelaparan akan spektrum, wajar Telkomsel mendapatkannya. Namun HTI juga, yang pangsa pasarnya 16,4 persen juga ingin, karena jumlah frekuensi yang mereka miliki serba sempit. Untuk menggelar 4G LTE, operator harus punya frekuensi selebar 20 MHz di 1800 MHz.
Operator juga menunggu lelang frekuensi 700 MHz bekas migrasi televisi yang kelihatannya enggan dilepaskan pemiliknya. Namun rencana penyesuaian BHP (Biaya Hak Penggunaan) frekuensi dari hanya Rp50 juta sampai 80 juta per stasiun televisi, frekuensi 700 MHz berangsur akan dikembalikan.
Kominfo berencana akan menerapkan tarif seperti BHP frekuensi untuk operator seluler yang ratusan miliar per operator. Kebijakan ini pasti akan diprotes pemilik stasiun televisi.
Hendro