Joel Flory, Kejar Passion hingga Akhir

sinyal.co.id

Joel Flory, CEO VSCO kejar passion hingga akhir.

Joel Flory, CEO VSCO kejar passion hingga akhir.

Kamu suka fotografi? Bagaimana dengan mobile fotografi? Sering upload foto di Instagram? Kalau iya, Kamu pasti sadar, dari sekian banyak foto yang tersebar di Instagram, sebagian besar menggunakan hashtag #VSCOCam. Beberapa tahun terakhir, VSCO hadir sebagai aplikasi fotografi versi mobile yang gandrung di kalangan pecinta Mobile Photography. VSCO sendiri merupakan singkatan dari Visual Supply Co., sebuah perusahaan untuk teknologi dan seni digital.

Tak bisa dipungkiri, sebagian besar pengguna Instagram pasti menggunakan VSCO untuk memercantik fotonya. Apalagi tahun 2014, aplikasi ini sempat sangat booming. Orang beramai-ramai menggunakan hashtag #VSCOcam pada foto mereka. Coba saja ketik hashtag #VSCOCam di Instagram, ada berapa banyak foto yang muncul. Jawabannya, sangat banyak. Dan kebanyakan foto tersebut merupakan foto-foto ciamik.

Nah, siapa sebenarnya orang dibalik VSCO ini? Orang tersebut adalah Joel Flory, pria kelahiran Oakland, San Fransisco Bay. Joel Flory yang adalah seorang fotografer profesional bersama rekannya Greg Lutze membangun VSCO sebagai bentuk kecintaan mereka pada fotografi.

Minat Joel pada fotografi bukan tercipta begitu saja. Minat itu sendiri sudah dipupuk sejak ia masih kecil. Semua berkat ibunya. Joel kecil selalu pergi ke berbagai galeri di kotanya setiap kali ibunya memiliki waktu luang. Joel menghabiskan masa kecilnya dengan menikmati berbagai foto yang dipajang di galeri-galeri tersebut. Ia bahkan mengatakan bahwa kecintaannya pada fotografi sama lamanya dengan ia mengenal ibunya sendiri. Dari sini, Joel belajar melihat dunia dari berbagai perspektif yang berbeda. Untuk ukuran anak kecil, kemampuan Joel untuk memahami sebuah gambar di galeri museum sangat mengagumkan.

Kegandrungannya akan fotografi makin menjadi ketika ia kuliah di California Polytechnic State University – San Luis Obispo. Di sana dia mempelajari teknik industri. Selama kuliah, fotografi menjadi hobi utamanya. Melalui hobi ini pula, ia bisa meraup keuntungan. Ia kerap menerima pekerjaan sebagai fotografer untuk teman-temannya. Usai kuliah, ia langsung travelling. Berkeliling dunia memuaskan hasratnya akan fotografi. Ia sendiri sudah pernah ke Afrika, dan beberapa negara di Amerika Selatan untuk hunting foto. Kemudian ia pindah ke Seattle untuk menjadi seorang forografer profesional.

Sebelum menjadi CEO VSCO, Joel pernah melakoni beberapa pekerjaan. Misalnya pada dua tahun pertama usai menyelesaikan kuliah. Joel Flory bekerja sebagai Graphic Designer. Tapi apa mau dikata, ia merasa menjadi seorang Graphic Designer bukanlah tempat yang cocok untuknya. Di sela-sela bekerja sebagai Graphic Designer, ia juga menerima tawaran sebagai fotografer pernikahan. Akhirnya selama delapan tahun sisa karirnya sebelum kelahiran VSCO, ia bersama istrinya menekuni dunia fotografi pernikahan. Baginya, menangkap momen terpenting orang lain memiliki kepuasan tersendiri. Ketika ia mampu menghargai sebuah momen berharga orang lain, di situ ia merasa mampu memberikan kebahagiaan juga untuk orang lain.

Joel sadar, dengan menjadi fotografer ia tidak akan hidup bergelimang harta. Semua itu dilakukan karena idealisme-nya sebagai seorang fotografer. Sampai pada akhirnya, ia mengenal Greg Lutze.

Pertemuannya dengan Greg Lutze menjadi petualangan besarnya di dunia fotografi. Kala itu Greg bekerja sebagai Creative and Art Director selama hampir 15 tahun. Ada yang menarik di pertemuan mereka berdua sebelum membangun VSCO. Joel dan Greg sependapat bahwa mereka ingin membangun sebuah perusahaan dengan konsep yang berbeda dari yang sudah ada. Mereka ingin membangun perusahaan seperti sebuah komunitas. Tak ayal, Joel kerap menyebut VSCO sebagai “A Community For Expression”. Karena bagi Joel, VSCO merupakan komunitas orang-orang kreatif yang mampu memaksimalkan potensi mereka.

Joel pun mengumpulkan tim dari berbagai latar belakang untuk membangun sebuah starup. Awalnya kelahiran VSCO tak terlintas dalam benak Joel dan Greg. Joel pada awalnya hanya berkeinginan untuk membuat template Word Press. Akhirnya rencana tersebut berubah seketika ketika Zach Hodges, salah satu orang yang direkrutnya menemukan cara untuk mempercepat proses editing foto-foto hasil karya Joel. Saat itulah, tepatnya bulan November 2011, VSCO lahir sebagai sebuah startup.

Awalnya VSCO hadir sebagai software untuk mengedit foto di komputer. Seiring berjalannya waktu, muncullah iPhone 4S. Kemunculaan smartphone inilah yang menjadi titik kesuksesan VSCO hingga saat ini. Dukungan kamera ponsel yang makin baik seolah memberi angin segar bagi VSCO untuk semakin berkembang. Era Mobile Photography pun dimulai. Joel pun sadar akan hal ini.

Menariknya, bukan kali ini saja Joel berusaha membangun sebuah startup. Sebelum masa VSCO, Joel pernah mencoba membuat sebuah startup, namun berujung pada kegagalan. Penyebab utamanya, kesulitan dana. Belajar dari situ, Joel akhirnya tetap memutuskan untuk tetap bekerja sebagai fotografer sembari mengembangkan VSCO yang saat itu sudah berumur dua tahun. Dari sana ia belajar bagaimana membangun sebuah iklim perusahaan yang sehat. Ia sadar, banyak cara bisa dilakukan untuk mengatasi masalah finansial.

Bagi Joel banyak kesempatan yang membuat VSCO bisa berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah kemunculan Instagram. Hampir semua pengguna VSCOCam mengunggah foto-foto mereka ke Instagram. Hashtag #VSCOCam pun jadi terkenal. Hal ini sebenarnya tidak disangka oleh para petinggi VSCO.

Joel sendiri sejak awal tidak berkeinginan untuk membuat sosial media baru. Baginya, VSCO seperti sebuah museum. Melalui VSCO Grid, para pengguna bisa melihat berbagai foto yang dikurasi. Sekilas memang mirip Instagram, namun VSCO tidak menyediakan fitur Like dan Comment, seperti media sosial pada umumnya. Bagi Joel, VSCO dibuat murni untuk keperluan seni, bukan sosial media. Sebuah seni tidak perlu Like atau Comment, cukup dinikmati dan diapresiasi dengan baik.

Kerja keras Joel dan timnya pun membuahkan hasil. Sepanjang tahun 2014, VSCO berhasil meraup keuntungan hingga $70 juta. Bahkan, VSCO sudah menjalin kerja sama dengan Nike, MTV, Levi’s, hingga WWF. VSCO berhasil tumbuh menjadi salah satu aplikasi fotografi yang paing laris diunduh oleh pengguna smartphone. Hingga saat ini, VSCO memiliki kurang lebih 20 juta pengguna aktif tiap bulannya.

Idealisme Joel dan Greg sangat berperan besar dalam bagaimana VSCO akhirnya berkembang. Dalam pemilihan desain kantor misalnya. Joel ingin desain kantor yang murni. Kebetulan mereka menempati sebuah bangunan bersejarah di Oakland. Akhirnya, Joel dan Greg berinisiatif “melucuti” semua perkakas di kantor mereka. Mulai dari tembok hingga plafon. Walhasil, kantor VSCO terkesan polos dan sangat minimalis tanpa banyak pernak pernik. Joel bahkan sengaja membiarkan banyak cahaya masuk ke dalam ruangan kantornya. Alasannya, dalam fotografi, perlu cahaya yang cukup.

Joel juga dikenal sebagai orang yang royal. Bagi Joel, menjaga timnya agar tetap bahagia merupakan hal penting. Oleh karena itu, ia tanpa ragu memberikan servis penuh kepada para pegawainya. Tiap pegawai diberikan fasilitas kartu anggota fitnes. Ia berharap, akan ada keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kesehatan. Ia juga kerap mengajak timnya untuk berjalan-jalan di kota. Sesekali, mereka semua akan keluar dan berburu foto-foto di jalanan. Flory tak mau kehilangan sentuhannya sebagai seorang fotografer.

Joel Flory berhasil memaksimalkan kecintaannya pada fotografi menjadi sesuatu yang lebih besar. Nyatanya, pengalaman masa kecilnya yang suka berkunjung ke galeri museum membawanya kancah yang lebih besar. Dari hobi, menjadi passion hingga akhirnya berujung pada pundi-pundi.

Patardo

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled