Di pasar sendiri, ponsel Polytron ditempatkan di segmen mana?
Sesuai kebutuhan pasar. Kita baterai besar juga ada, kita ada dua produk Zap Power yang bermain di baterai 5800 mAh. Zap 6 Flaz di kelas 4000 mAh juga kita ada. Ada juga yang dari sisi desain, terbuat dari metal misalnya.
Tapi kalau bicara soal segmen harga, kita akan lihat segmen harga yang besar permintaanya di Indonesia. Menurut data yang kami miliki, produk ponsel di harga tiga juta ke bawah itu yang paling besar. Jadi kita akan melihat pasar-pasar di segmen harga berapa yang kuenya masih besar dan masih bisa kita raih konsumennya.
Apa Polytron tidak ingin mencoba bermain di segmen tiga juta ke atas?
Sekarang flagship kita harganya Rp3.299.000, itu Prime 7s. Kita unggul dari sisi desain dual glass, display bagus, kameranya juga sangat mumpuni. Saat ini, hampir semua ponsel di segmen harga manapun persaingannya ketat. Malah seri terlaris kita dari seri Rocket. Jadi ada Prime, Zap, dan Rocket. Rentang harganya mulai dari 700 ribu-2 juta rupiah.
Dengan berlakunya aturan TKDN yang baru, apakah menguntungkan produsen ponsel lokal seperti Polytron?
TKDN ini pasti kita penuhi, mau tidak mau. Investasi TKDN ini sendiri menguntungkan, karena ini untuk kemajuan ke depan. Hingga nanti dengan adanya peraturan ini proses manufacturing-nya akan meningkat, lebih efisien, atau banyak komponen-komponen yang dibeli di tingkat lokal.
Kemudian pengembangan R&D, software, dan aplikasi juga akan tumbuh. Tinggal sekarang masing-masing perusahaan menyiasatinya bagaimana? Kalau Kami menyiasatinya memang dengan bikin sendiri, punya tim R&D sendiri.
Bagaimana cara Polytron memenuhi aturan TKDN dari pemerintah?
Jadi perhitungannya itu ada di peraturan pemerintah, investasi manufacturing nilainya berapa, beli komponen berapa, R&D berapa. 13 April kemarin, Polytron menerima award dari Kemenkominfo dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sebagai produsen dengan pencapaian TKDN tertinggi di tahun sebelumnya. Pada 2016 itu Polytron mencapai angka 26.33{6d4da31955223774f92dce3d293cb7e669764550633ee25cdb7e9d5f0678e9b3} bagi produk ponsel Zap 6 Flaz.
Menariknya, Mei nanti Kami akan segera mengeluarkan produk ponsel seri Prime. Tapi dari awal, desain, belanja komponen, menentukan spesifikasi, Kami sendiri yang tentukan. Saya rasa ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh produsen ponsel lokal lain. Kami rasa ini yang pertama. Ini level penerapan TKDN yang setingkat lebih tinggi lagi. Namanya sistem Integrator.
Jadi kalau produsen lain, biasanya cuma beli desain, komponen, dan spesifikasi di satu vendor. Mereka tinggal merakit saja di Indonesia. Tapi dengan sistem Integrator, mulai dari desain, pembelian dan pemilihan mutu komponen, sampai ketentuan spesifikasi Kami sendiri yang tentukan. Jadi kualitas produknya tentu lebih terjamin.
Berapa unit ponsel yang mampu diproduksi Polytron saat ini?
Saat ini kapasitas pabrik Kami mampu memroduksi 300 ribu. Jadi setahun Kami produksi 3.6 juta unit.
Targetnya tahun ini ingin merangsek ke peringkat berapa?
(Sambil tersenyum) Kalau tahun ini belum terlalu muluk-muluk. Masuk 5 besar saja dulu.
Yang terpenting itu produk Kami mampu memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia. Baik dari sisi hardware maupun dari sisi software-nya. Kedua, layanan purna jual. Jadi service center terus kita kembangkan. Jumlahnya sekarang ada 68 layanan di 55 kota besar Indonesia. Dari sisi konten, kita akan selalu siapkan konten-konten yang cocok dengan kebutuhan konsumen.(*)