Industri Telko di Persimpangan

 

ARPU XL  dekat Telkomsel

Jumlah enam operator telko yang masih hidup, PT Telkomsel, PT Indosat Ooredoo, PT XL Axiata, PT Hutchison Tri Indonesia (3), PT Smartfren Telecom dan PT Sampurna Telecom, dinilai masih terlalu banyak. Harus dilakukan konsolidasi dan ketika industri telko menjelang persimpangan ini tersedia kesempatan emas untuk melakukan penggabungan, akuisisi, atau mati.

Alasannya, saat margin yang didapat makin kurang memadai untuk mengembangkan industri, gairah untuk akuisisi atau penggabungan mungkin sudah pupus. Sekarang ketika eforia 4G LTE dengan berbagai benefitnya masih mampu memacu operator untuk ekspansi, momen ini bisa jadi tidak akan kembali.

Kabar angin yang dapat dipercaya, sedang terjadi negosiasi antara Indosat dengan HTI 3, namun masih terhalang tembok tebal. Kata satu pentinggi Indosat, Tri memasang harga terlalu tinggi.

Pertumbuhan pelanggan Tri dalam dua tahun terakhir ini sangat tinggi, dan agak mencurigakan karena ARPU-nya tidak turut naik secara linier. Tiba-tiba saja Tri mengumumkan jumlah pelanggannya 60 juta (Januari), naik sekitar 300 persen dari akhir tahun 2014.  Sementara kenaikan jumlah pelanggan PT Indosat terlihat sedikit normal, dari 64 juta menjadi 70 juta (hampir 10 persen) pada periode sama.

Biasanya untuk menaikkan jumlah pelanggan operator membiarkan pelanggan tidur tetap tercatat hingga setahun, sementara  industri biasanya menghapus pelanggan demikian setelah masuk bulan ketiga karena membebani sistem. Basis pelanggan inilah yang ditawarkan perusahaan ketika akan diakuisisi.

Entah akan diakuisisi siapa atau mengakuisisi siapa, PT XL Axiata justru melakukan pembersihan dan 18 juta pelanggan dibuang, sehingga operator milik kelompok Axiata Malaysia itu tinggal punya 46 juta pada Januari lalu. Namun menurut Moh Adlan bin A Tajudin, Direktur Keuangan PT XL Axiata, dihapusnya belasan juta pelanggan itu tidak membuat ARPU XL turun, malah naik mendekati ARPU PT Telkomsel yang Rp 42.000.

Yang pasti, XL Axiata mampu mengubah adagium lama bahwa keberhasilan operator dinilai dari jumlah pelanggan (volume), kini jadi dari value, nilai pelanggan. Sedikit pelanggan tidak apa, tetapi nilainya – ARPU-nya – tinggi, dibanding sebelumnya sekitar Rp 24.000.

Apakah ada kemungkinan XL Axiata diakuisisi Telkomsel? “Ah, Telkomsel terlalu arogan dan tidak butuh mengakuisisi XL,” kata seorang petinggi.

Strategi yang dinamakan Revamp atau mengubah model bisnis dari volume ke value ini juga berlaku terhadap karyawan yang dirumahkan karena dinilai tidak mampu mengikuti dinamika industri yang makin tajam persaingannya. Dalam waktu dekat ini banyak level manajer area yang akan terkena, ditawari pesangon sejumlah yang sulit ditolak selain ditampung oleh mitra distributor XL Axiata.

Moch Hendrowijono

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled