Pendapatan Terbesar
Karena itulah pada 2019, ujung dari bisnis Indosat adalah pada pendapatan. Seperti Anda tahu, 2018 hampir semua industri telekomunikasi jeblok. Tak urung Indosat Ooredoo. Al Neama, CEO termuda sepanjang sejarah Indosat Ooredoo bilang, 2018 merupakan tahun penuh tantangan.
Tahun 2018 memang pernah anjlok khususnya pada kuartal kedua. Walaupun sempat kemudian kembali meraih pendapatan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama, namun kuartal ketiga tahun 2018 bisa disebut sebagai titik balik kebangkitan.
Perpindahan tahun 2018 ke 2019 memang terjadi peningkatan. Tetapi tampaknya belum bisa disebut gemilang. Percepatan justru terjadi saat memasuki kuartal kedua. Pertumbuhan pendapatan meningkat pesat dan membukukan angka 5.123 milyar rupiah pada tutup kuartal ketiga 2019.
Sejumlah aktivitas serba digital pun dilakukan guna memberi pengalaman kepada pelanggannya. Sebut saja di antaranya pemakaian myIM3. Aplikasi dashboard bagi pelanggan ini kian banyak diunduh dan dipakai sebagai akses untuk mendapatkan berbagai layanan. Aplikasi yang sudah memperoleh rating 4.5 (dari 5 poin dan merupakan aplikasi telko dengan rating tertinggi), telah diunduh oleh 10 juta pelanggan Indosat Ooredoo.
Pemakaian mobile data plan di mana pelanggan melakukan transaksi melalui mobile melonjak. Setidaknya kini sebanyak 300 ribu lebih pelanggan memakai mobile data plan. Ini jelas meringkas layanan dan mempercepat transaksi bagi pelanggan.
Beberapa bulan silam, Indosat Ooredoo bekerjasama dengan Snapchat. “Kami adalah operator pertama di Indonesia yang berpartner dengan Snapchat,” aku Al Neama.
Dengan paket yang menarik, pelanggan Indosat Ooredoo yang juga pemakai aplikasi Snapchat sebanyak 2 juta lebih bisa menikmati layanan eksklusif tentu saja.
Berbekal angka ini serta strategi peningkatan kualitas jaringan, Indosat Ooredoo percaya diri menapak 2020.