WWW.SINYALMAGZ.COM – Telkom dan Telkomsel menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (conditional spin-off agreement/CSA), mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. IndiHome, yang pangsa pasarnya di industri mencapai 75,2%, adalah pemain fixed broadband terbesar yang 100% dimiliki Telkom. Pemisahan usaha dan integrasi ini sejalan dengan inisiatif fixed mobile convergence (FMC).
Aksi korporasi ini jadi bagian penting dalam mengimplementasikan strategi Kelompok Telkom menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia. Transaksi ini mendapat dukungan dari Telkom dan Singtel sebagai pemegang saham Telkomsel dan integrasi ini sejalan strategi Singtel untuk terus mengembangkan bisnis dan memperkuat komitmennya di Indonesia.
IndiHome, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan tingkat penetrasi sekitar 14% dibandingkan dengan 40% di seluruh Asia Tenggara. ARPU (average revenue per user – rata-rata pendapatan dari tiap pelanggan) fixed broadband ini dikatakan enam kali lebih tinggi dari seluler, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat membuat sambungan telepon kabel pun dipastikan tumbuh signifikan.
Nilai pasar IndiHome mencapai Rp 58,3 triliun – setara dengan 5,1 miliar dollar Singapura – 50% lebih tinggi dari ekuitas Telkom, jika digabungkan dengan perjanjian komersial lainnya antara Telkom dan Telkomsel. Transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material yang perlu persetujuan pemegang saham independen Telkom, karena Telkomsel akan mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom.
Singtel sudah sepakat menggunakan haknya mengambil 0,5% saham baru di Telkomsel tunai senilai Rp 2,7 triliun (236 juta dollar Singapura). Usai integrasi, saham Singtel di Telkomsel dari 35% turun menjadi 30,1% dan saham Telkom naik menjadi 69,9%.
Strategi integrasi ini membuat Business to Consumers (B2C) di Kelompok Telkom dikelola sepenuhnya oleh Telkomsel, sementara fokus operasional Telkom adalah Business to Business (B2B). Inisiatif FMC diharapkan dapat memperkuat posisi Kelompok Telkom menjawab kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan menciptakan sinergi melalui jaringan pelanggan yang luas.
BACA JUGA: Indihome Perbesar Saham Telkom
“Proses integrasi layanan broadband untuk pelanggan ritel TelkomGroup adalah bagian dari tranformasi bisnis ‘Five Bold Moves’ untuk memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi digital di Indonesia,” kata Dirut Telkom Ririek Adriansyah. Kebijakan ini memungkinkan masyarakat pelanggan dapat berpindah tempat dengan bebas, tanpa khawatir kehilangan layanan, demi mewujudkan inklusi digital.
Transformasi bisnis Kelompok Telkom juga membuka peluang perusahaan beroperasi lebih efektif dan efisien. Baik dari struktur bisnis perusahaan, alokasi modal maupun biaya operasional.
Lampaui ekspektasi
Telkomsel berkomitmen terus bergerak maju melampaui ekspektasi menghadirkan produk dan layanan terdepan kepada pelanggan. ”Kami konsisten mengembangkan ragam inovasi layanan yang semakin terintegrasi, yang akan mengakselerasi pemerataan konektivitas digital yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Hendri Mulya Syam, Dirut Telkomsel.
Ia yakin, ini momentum penting bagi Telkomsel masuk ke pasar bisnis fixed broadband dengan pertumbuhan pesat Indonesia.”Bermitra dengan operator broadband terbesar, mempercepat pertumbuhan pasar dan melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.” katanya.
Permintaan pasca-pandemi untuk broadband berkualitas tinggi dan tren fixed mobile convergence di industri telko global, menjadikan langkah integrasi signifikan bagi Telkomsel dalam memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi terpadu yang siginifikan. Aksi ini memberi lebih banyak pilihan, inovasi, dan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan, mendorong sinergi biaya dari penggunaan jaringan yang lebih tinggi, konvergensi sistem, saluran penjualan dan pemasaran, dan fungsi pendukung lainnya.
”Kami akan bekerja sama dengan Telkom untuk membawa bisnis ke tahap pertumbuhan berikutnya,” ujar Yuen Kuan Moon, CEO Grup Singtel.
Penandatanganan CSA diharapkan selesai pada awal kuartal ketiga 2023, tergantung dari persetujuan regulator dan pemegang saham.
Setelah itu rangkaian proses persiapan integrasi layanan fixed broadband dan seluler untuk pelanggan ritel akan segera dilakukan.
Kelomppok Telkom memastikan, proses integrasi FMC berlangsung transparan dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Termasuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk transaksi ini, Mandiri Sekuritas dan Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan selain HHP Law Firm bertindak sebagai penasihat hukum Telkom. Sementara Nurhadian Kartohadiprodjo Noorcahyo Legal (NKN Legal), Muhtar Halim & Partners Law Office (MHP Law Office), dan Purbadi & Associates bertindak sebagai penasihat hukum Telkomsel.
PT HSBC Sekuritas Indonesia (HSBC) merupakan penasihat keuangan Telkomsel, Citibank penasihat keuangan Singtel, Hiswara Bunjamin & Tandjung, penasihat hukum Singtel. (*/hw)