sinyal.co.id
Tim gabungan dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung dan Telkom University, Rabu (6/4) kemarin menunjukkan satu inovasi yang mencengangkan. Teknologi yang disebut Hoome ini mampu menyedot perhatian lima juri, pada putaran final Imagine Cup 2016. Hoome merupakan teknologi rumah pintar yang mampu beradaptasi dengan penghuninya.
Berbeda dengan konsep rumah pintar (smart home) yang lain, Hoome mencoba menghadirkan kenyamanan bagi penghuni rumah. Jadi bukan pengguna yang harus bersusah payah mengontrol peralatan elektronik agar sesuai keinginannya. Sebaliknya, Hoome-lah yang akan menyesuaikan peralatan elektronik seisi rumah, agar penghuninya nyaman.
Cara kerjanya, Hoome akan menganalisa tingkat stres, mood, kesadaran, dan tingkat kenyamanan pengguna. Tentunya dengan bantuan perangkat wearable seperti jam tangan pintar yang dipasangkan pada pengguna. Fungsi dari gawai pakai tersebut adalah untuk mengumpulkan data fisik dan psikologis pengguna. Agar Hoome bekerja dengan data tersebut.
Setelah mendapatakan data pengguna, Hoome akan mengatur segala perangkat elelektronik di dalam rumah. Misalnya saja, pencahayaan, temperatur AC, TV, ataupun home theater, akan diatur sesuai kondisi fisik maupun psikologis pengguna.
Bila pengguna letih atau tidak enak badan, maka suhu ruangan akan dibuat tidak terlalu dingin. Bila pengguna dalam keadaan stres, maka home theater akan memutar lagu-lagu yang menenangkan. Saat pengguna mengantuk pencahayaan akan otomatis meredup tanpa pengguna harus menyentuh tombol apapun.
Sebelum berlaga di final Imagine Cup 2016, tim Hoome Studio sempat memamerkan teknologi ini di Mobile World Congress 2016, di Barcelona Februari silam. Respon positif atas teknologi ini pun datang dari komunitas internasional.
Tidak mengherankan bila Hoome mampu menjadi pemenang di kategori Innovation pada ajang Imagine Cup 2016. Padahal dua pesaingnya pada kategori Innovation di babak final Imagine Cup 2016, tidak kalah canggih. Sebut saja tim IMS+ yang memamerkan alat pemantau pasien rumah sakit melalui infus. Kemudian ada tim EZMarker yang menciptakan alat pemindai lembar jawaban untuk mempermudah guru-guru sekolah.
Tim mahasiswa ITB dan Telkom University di balik Hoome pun berkesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang World Imagine Cup 2016. Seattle, Amerika, akan menjadi panggung berikutnya bagi Hoome untuk menarik perhatian juri dan meraih hadiah senilai 500 juta rupiah.
Tim Hoome mengaku bila teknologi rumah pintar ini telah dikembangkan semenjak 2011 silam. Riset mereka terbilang cukup lama untuk mengumpulkan data pengguna, dan merubahnya menjadi algoritma.
Rencana ke depannya, bila proyek ini berhasil nanti, mereka akan bekerja sama dengan perusahaan pengembang properti tanah air. Mereka ingin mengaplikasikan teknologi ini menjadi konsep hunian pintar berteknologi canggih nantinya. Lalu