Namun Durov kala itu menuturkan, bahwa dalam pertemuan yang berlangsung antara Telegram dan Kominfo, berdiskusi bahwa Telegram juga berupaya membentuk tim khusus untuk memantau gerakan pro-paganda teroris yang dilakukan melalui percakapan. Sehingga Kemkominfo kembali membuka akses Telegram ketika semua disepakati.