SINYALMAGZ.com – Pada era sebelum ramai teknologi capacitive screen, kebanyakan ponsel jaman dahulu masih menggunakan teknologi resistive screen. Nah, teknologi resistive screen ini memiliki cara tersendiri untuk memberikan perintah di layar ponsel, yakni dengan cara ditekan.
Ini berbeda dengan layar capacitive yang lebih canggih saat ini, dan hanya membutuhkan sentuhan saja untuk memberikan perintah.
Hal tersebut dikarenakan pada masa itu biaya untuk membuat layar capacitive cukup mahal, dan kualitas kepadatan pixel-nya tidak lebih baik daripada layar resistive. Sehingga pada saat ini layar resistive mulai ditinggalkan, karena memiliki beberapa kekurangan dan harga layar capacitive lebih murah.
Dilansir dari Brilio dari VGA PC, Sabtu (23/2/2019), layar resistive sendiri pada pemberian perintah di layar harus benar-benar ditekan pada tekanan tertentu. Jumlah perintah yang bisa dilakukan pun hanya satu saja.
Berbeda dengan layar capacitive, yang bisa memasukkan hingga lima perintah sekaligus secara bersamaan, dengan lima jari atau lima touch pada layar.
Beberapa waktu lalu, Apple mengumumkan generasi iPhone-nya yang menggunakan fitur 3D Touch sebagai salah satu fitur andalannya.
Fitur 3D Touch yang dimaksud di sini adalah pengguna tidak hanya dapat menekan dan menahan sentuhan untuk melakukan pilihan perintah saja, melainkan dengan sedikit tekanan baru maka akan memunculkan opsi perintah yang baru.
Teknologi layar berbasis sentuhan dan tekanan ini bukanlah yang pertama kali diadopsi oleh Apple. Sebelumnya, beberapa smartphone Android juga telah mengaplikasikannya. Hanya saja, dengan nama yang berbeda, seperti pressure screen yang digunakan oleh ZTE Axon 7 Mini atau force touch yang berada di Huawei Mate.
Fitur sentuh dan tekan ini juga tidak akan berguna bila software atau perangkat lunaknya tidak mendukung opsi tambahan ketika ada gaya tekanan di layar.
Oleh karena banyaknya fragmentasi di smartphone Android, maka masih sedikit yang ingin mencoba memanfaatkan teknologi ini.
Karena smartphone Android dikenal lebih mudah untuk dikustomisasi, sehingga tidak terlalu cocok jika digunakan untuk fitur ini, kecuali beberapa smartphone yang telah memodifikasi sistem operasi Android mereka, sehingga mendukung adanya perintah tekanan di layar.
Kegunaan 3D Touch
Fitur ini cukup berguna sebenarnya ketika long press hanya menunjukkan satu opsi saja. Tetapi dengan menggunakan force touch atau pressure screen, pengguna bisa memanfaatkannya untuk memberikan zoom pada foto, melihat preview dari sebuah file, memunculkan menu baru, dan lain sebagainya.
Hanya saja tekanan yang bisa diterima oleh layar juga dibatasi, sehingga kamu tidak perlu menekannya terlalu keras atau malah nantinya akan merusak layar smartphone kamu.