XL Axiata mulai menerapkan teknologi 4T4R 4×4 MIMO untuk memaksimalkan kinerja layanan 4G LTE. Dengan teknologi pengembangan 4G LTE ini, kecepatan akses internet bisa ditingkatkan hampir 2 kali lipat, dengan koneksi yang jauh lebih stabil. Saat ini XL telah menerapkannya di beberapa kota utama di Indonesia, yaitu di Jakarta, Bandung, Suarabaya, dan Denpasar. Teknologi 4T4R ini akan terus diperluas dan menjadi awal untuk penyelenggaraan layanan 4,5G. Implementasi 4T4R oleh XL ini merupakan yang pertama di Indonesia. XL dan Ericsson Indonesia sebagai mitra jaringan XL, melangsungkan live demo keunggulan teknologi 4T4R di Jakarta, Rabu (12/10).
Dalam acara demo penerapan teknologi 4T4R tersebut, didapat kecepatan download Speedtest 273.53Mbps, dan upload 14.27 Mbps. Kecepatan ini membuatnya masuk kategori teknologi 4.5G. Sebagai informasi, teknologi 4G bisa mencapai kecepatan maksimal 150Mbps. Bagaimana kecepatan setinggi itu didapat? Jawabnya adalah karena XL menerapkan teknologi kombinasi multi signal, yaitu memancarkan data lewat 4 sinyal sekaligus, dan menerima data lewat 4 sinyal sekaligus. Frekuensi yang dipakai adalah salah satu dari 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz, dengan lebar 20Mhz.
Direktur XL, Yessie D. Yosetya mengatakan, “Saat ini dan ke depan, XL fokus pada layanan 4G LTE. Selain terus memperluas cakupan wilayah layanannya, kami juga terus berupaya memaksimalkan performanya dengan menerapkan inovasi teknologi 4G LTE untuk meningkatkan experience pelanggan dan kapasitas jaringan. Sebelumnya XL sudah melakukan ujicoba teknologi 4,5G lainnya yaitu LTE Carrier Aggregation dengan tiga frekuensi 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz, kemudian juga melakukan ujicoba LTE-LAA (License Assisted Access).
Kombinasi 4 Transmit, 4 Receive
Pada pertengahan tahun ini, XL juga sudah mulai menerapkan 4T4R dengan 4×4 MIMO sebagai salah satu bagian teknologi 4,5G. Secara teknis 4T4R adalah teknologi untuk meningkatkan kecepatan akses data dan kestabilan layanan 4G LTE, lewat teknologi kombinasi multi signal, yaitu kombinasi 4 sinyal transmit dan 4 sinyal receive. Artinya, teknologi ini memancarkan data dengan kombinasi 4 sinyal sekaligus, dan menerima data dari kombinasi 4 sinyal sekaligus. Maka, dibandingkan dengan teknologi sebelumnya (2T2R), kecepatan akses internet cepat 4G yang didapatkan pelanggan akan meningkat hingga hampir 2 kali lipat.
Thomas Jul, Presiden Direktur, Ericsson Indonesia, mengatakan, “Yang menarik dari demo ini adalah dengan bandwidth yang sama, yaitu 20 MHz, kita bisa mendapatkan kecepatan transfer data yg tinggi yang hampir mencapai 300 Mbps. Ini hanya dapat dilakukan dengan teknologi 4×4 MIMO, dimana kecepatan transfer data yang didapatkan oleh user mencapai 2 kali lipat daripada yang didapatkan dengan teknologi sebelumnya, yaitu 2×2 MIMO. Dengan 2×2 MIMO, kecepatan transfer data maksimum hanya mencapai 150 Mbps. Ericsson bangga bisa mendukung dan mengaktifkan jaringan yang canggih dan berkecepatan tinggi serta kapasitas yang lebih besar ini, yang memungkinkan XL Axiata dapat memberikan akses yang prima bagi pelanggannya di mana pun dan kapan pun.”
Teknologi 4T4R juga memiliki keunggulan untuk akses di dalam ruangan. Sinyal di dalam ruangan akan lebih kuat dan stabil, sekaligus menghemat baterai ponsel pelanggan. Saat ini XL telah menerapkan teknologi 4T4R ini di 4 kota 4G LTE utama XL, yaitu Jabotabek, Bandung, Surabaya, dan Denpasar. Secara bertahap XL akan terus memperluasnya ke kota-kota lain berdasarkan kebutuhan pelanggan. Dengan kecepatan dan tingkat kestabilan koneksi yang bisa dimaksimalkan, layanan 4G XL akan lebih bermanfaat untuk menunjang berbagai kebutuhan, di bidang kesehatan, pendidikan, teknik, industri, serta tentunya hiburan.
Sesuai dengan keinginan pemerintah untuk bisa menerapkan teknolohi 4,5G di Asian Games 2018, implementasi 4T4R oleh XL ini sekaligus sebagai langkah awal menuju ke pemenuhan harapan tersebut. XL berkomitmen, hingga tahun 2018, akan mampu mengimplementasikan teknologi 4,5G secara lebih luas, termasuk di kota-kota penyelenggara Asian Games, yaitu Palembang dan Jakarta. (Wahyu)