6 Berita Hoax Dari Era Presiden Soekarno Hingga SBY

3. Berita tambang emas di Busang pada era Soeharto

Penipuan dan berita hoax kembali terjadi pada tahun 1990-an yang sampai pada lingkaran Istana Kepresidenan. Kali ini skandal tambang emas terbesar di dunia, di Busang, yang konsesinya dimiliki perusahaan kecil dari Kanada, Bre-X.

Berita hoax ini bermula saat seorang geolog asal Filipina mengaku menemukan jutaan ton emas yang siap ditambang. Dia pun berupaya mencari investor. Salah satu yang tertarik adalah pengusaha Kanada, David Walsh, yang juga CEO Bre-X Gold Minerals.

Kehebohan penemuan emas di Busang membuat harga saham Bre-X di Kanada meroket dari 1,90 Dollar Kanada per lembar saham pada akhir 1994 menjadi 24,8 Dollar Kanada per lembar saham pada Juli 1996.

Bre-X

Soeharto kemudian berupaya mencegah agar emas di Busang dikuasai oleh Bre-X. Izin eksplorasi diubah. Bre-X pun hanya dibatasi pengelolaan sebanyak 45% saja.

Namun, emas tak juga ditemukan. Pada Maret 1997, Michael de Guzman “jatuh” dari helikopter saat terbang dari Samarinda ke Busang. Ada dugaan bahwa de-Guzman bunuh diri.

Ternyata pertambangan emas di Busang hanya tipu daya belaka.

Miliaran dollar kerugian investor pun menimpa pemodal di bursa saham Kanada dan Amerika Serikat.

4. Soewondo membobol uang Rp 35 miliar pada era Gus Dur

Berita bohong juga pernah terjadi pada masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Saat itu, terdapat seorang bernama Soewondo yang membobol uang Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog) senilai Rp 35 miliar.

Soewondo leluasa beraksi karena berprofesi sebagai tukang urut Presiden.

Ini menyebabkan dia memiliki akses kekuasaan, serta “menjual” nama para petinggi negara.

Saat aksinya ketahuan, Soewondo kemudian melarikan diri.

Harian Kompas edisi 6 Juni 2000 menulis, Reserse Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya terus melacak persembunyian Soewondo.

Diduga, Soewondo tahu banyak soal dana Rp 35 miliar dari Yayasan Bina Sejahtera (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog).

Polisi pun sudah mendatangi beberapa kota yang diperkirakan menjadi tempat pelarian Soewondo, seperti Surabaya, Batam, Magetan, dan beberapa lokasi di Jakarta.

Soewondo kemudian ditangkap di salah satu tempat di kawasan Puncak, Jawa Barat. Soewondo kemudian divonis dengan hukuman 3,5 tahun.

5. Kabar harta karun Batu Tulis pada era Megawati

Pada masa Megawati, Indonesia pernah digegerkan dengan kabar adanya harta karun di pelataran Istana Batu Tulis, Bogor. Saat itu ada kabar mengenai timbunan harta peninggalan Prabu Siliwangi.

Harian Kompas edisi 19 Agustus 2002 memberitakan, Menteri Agama, Said Agil Al-Munawar bersikeras melanjutkan penggalian di Situs Batu Tulis.

Situs Batu Tulis

Penggalian situs prasasti Batu Tulis telah mendatangkan protes dari berbagai kalangan, khususnya Kepala Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Endjat Djaenuderajat.

Sejumlah warga Bogor dari berbagai kalangan juga mengecam penggalian lokasi prasasti Batu Tulis peninggalan Surawisesa (putra Prabu Siliwangi) tahun 1533.

Sekelompok warga bahkan menempelkan pamflet bertuliskan, “Mbah Dukun, Tolong Sembur Said Agil, Biar Sadar” dan “Kami Warga Batu Tulis Tetap Akan Mempertahankan Prasasti Ini. Barangsiapa Berani Melanjutkan Penggalian, Kami Akan Bertindak Brutal”.

Hingga kini, harta karun Batu Tulis tak terbukti kebenarannya.

 

Halaman selanjutnya:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled