SINYALMAGZ.com – Seperti dua sisi mata uang, kepopuleran media sosial di masyarakat memiliki sisi positif dan negatif. Salah satu sisi positif adalah banyaknya tali silaturahmi yang terjalin.
Namun di sisi lain, media sosial juga menjadi ladang subur penyebaran hoax (kabar bohong) dan hate speech (ujaran kebencian) di tengah masyarakat dengan tingkat literasi yang masih rendah.
Bicara soal ujaran kebencian dan kabar bohong ini, menurut Menko Polhukam Wiranto, selama 2018 (per Oktober) sudah ada 324 kasus ujaran kebencian yang ditangani serta 53 kasus terkait berita bohong.
“Dari 324 kasus dan 152 kasus sudah diselesaikan. Sementara dari 53 kasus terkait kabar bohong, 30 diantaranya sudah ditangani.”, kata Wiranto.
Sementara dari sisi kuantitas, menurut Hokky Situngkir, dari Center for Complexity – Surya University, yang melakukan serangkaian penelitian dan observasi, hoax (dalam definisinya sebagai fake news atau berita palsu) terus meningkat sepanjang tahun 2018.
“Namun kuantitas yang besar itu, telah menjadikan korporasi penyedia layanan media sosial juga sangat memperhatikan ini. Berbagai kontestasi algoritma matematika dan komputasi diterapkan oleh Facebook untuk mendeteksi fake account, dan berbagai machine learning serta kerumitan autentikasi akun dijalankan untuk mengenali konten-konten yang berpotensi bertendensi jahat.”, ujar pendiri Bandung Fe Institute, sebuah lembaga penelitian di bidang kompleksitas sosial.
Semenjak tahun 2018 hingga sekarang, Facebook sangat sering mengubah-ubah pola autentikasi keamanannya. Demikian pula dengan algoritma yang digunakan oleh Twitter dalam mengkalkulasi trending topics.
Akibatnya, kualitas dari hoax, dari sisi konten maupun media platform-nya terasa semakin mutakhir dalam kurun tahun 2018.
Dengan kondisi seperti itu, memasuki 2019 yang akan diawali dengan hiruk pikuknya politik, kabar bohong dan ujaran kebencian menjadi sesuatu yang sangat berbahaya.
Untuk itu, harus dicegah agar Pesta Demokrasi 2019 berjalan dengan damai.
Upaya ini dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat yang peduli seperti TurnBack Hoax.
Salah satu upaya pemerintah adalah langkah Kepolisian RI dengan memperkuat Satuan Tugas atau Satgas Nusantara, yang akan bekerja selama masa kampanye Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
Satgas itu akan bertugas menangkal hoax hingga kampanye suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA).