SinyalMagz.com – Terkait isu pemblokiran Facebook di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih menunggu penjelasan dari Facebook terkait kebocoran data 1 juta pengguna Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia sendiri sebelumnya telah melayangkan surat permintaan penjelasan tambahan pada Facebook terkait penyalahgunaan data 1 juta pengguna di Indonesia.
Sementara batas waktu yang diberikan oleh pemerintah kepada Facebook maksimal tanggal 26 April mendatang.
Namun dua hari menjelang batas waktu yang ditentukan, hingga kini Facebook masih belum menanggapi permintaan Kominfo tersebut. Pemerintah pun masih belum melakukan.apa-apa terkait hal itu.
Terkait hal itu, Samuel Abrijani, selaku Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo, mengatakan bahwa pihaknya memiliki alasan.
Dikatakan Sammy (nama sapaan Samuel Abrijani), pemerintah tidak mau bertindak gegabah. Kehati-hatian pemerintah didasari banyaknya jumlah pengguna aplikasi media sosial tersebut di Indonesia. Apalagi, pihak Facebook sendiri juga telah melaporkan perkembangan penyelidikan atas kebocoran data penggunanya, meski belum lengkap.
“Tunggu dulu, ini kan belum tanggal 26 jadi tunggu dulu.”, ujar Sammy, disela-sela acara deklarasi Gerakan UMKM Jualan Online, di Thamrin City, Selasa (24/4/2018).
Dikatakan Sammy, pemerintah hanya minta penjelasan tambahan dari teguran kedua kemarin, karena disinyalir ada beberapa aplikasi juga yang terlibat. Apakah itu sudah dilakukan investigasi atau belum.
Sammy menambahkan bahwa Facebook sejatinya belum melakukan audit. Pasalnya, data mereka masih disandera oleh pemerintah Inggris yang tengah melakukan investigasi, karena kejadian ini memang berlangsung di Inggris.
“Kita tunggu tanggal 26 (April), kita lihat lagi apa benar ada kelalaian dari Facebook dan benar-benar disalahgunakan oleh Cambridge Analytica.”, kata Sammy.
Sejauh ini, Kominfo sudah dua kali mengirim Surat Peringatan (SP) kepada Facebook atas kasus pencurian data sekitar 1 juta pengguna Indonesia. Facebook pun sudah merespons peringatan tersebut.
Hanya saja, ada beberapa yang belum terjawab, seperti keberadaan aplikasi kuis kepribadian sejenis Cambridge Analytica, yakni CubeYou dan AgregateIQ.