sinyal.co.id
WALAU sudah diprediksi akan terjadi setidaknya selama dua tahun, masa pasca akuisisi Axis terasa sangat berat bagi XL Axiata, si anak perusahaan Kelompok Axiata (66,5 persen). Setidaknya harapan akan mendapat tambahan 17 jutaan pelanggan Axis dalam daftar pelanggan XL musnah, karena bersama pelanggan asli XL sebagian pelanggan Axis merupakan pelanggan tidur yang tidak produktif.
Pada semester kedua tahun 2014 sampai triwulan pertama 2015, pertumbuhan pendapatan tidak bagus, negatif. Namun mulai triwulan kedua tahun lalu, hingga saat ini, pertumbuhannya sudah positif.
Manajemen dinilai melakukan apa yang seharusnya, strategi 3R: Revamp, Rise (meningkatkan nilai brand) lewat brand XL dan brand Axis dengan pasar berbeda, kelas atas dan kelas bawah. Juga Reinvent, membangun dan menumbuhkan berbagai inovasi, sama seperti dilakukan operator seluler lainnya untuk bertahan hidup.
Transformasi bisnis harus dilakukan karena pasar memang menghendaki, masyarakat pengguna mulai banyak pilihan dan ingin dilayani khusus. Pelanggan pasca bayar akan mulai mendapat perhatian sebagai pelanggan bernilai tinggi lewat peluncuran kembali XL Postpaid. Namun pelanggan kelas bawah pun, yang akan digolongkan sebagai pemakai kartu Axis, tetap juga diperhatikan walau kontribusinya sedikit.
Sama saja dengan operator lain yang fokus pada peningkatan layanan dan jumlah pelanggan 4G LTE, XL mendapat hasil signifikan, penambahan pelanggan baru satu juta sejak Desember lalu. Manajemen XL berharap jumlah pelanggan 4G LTE tahun 2016 ini mencapai tiga kali lipat tahun lalu, 9 juta pelanggan. Itu sebabnya mereka mencanangkan kampanye pemasaran: “4G LTE on, worries off”.
Dengan belanja modal kurang dari Rp 7 triliun, operator itu akan merambah lebih banyak lagi kota agar makin banyak anggota masyarakat mendapat layanan 4G LTE. Selama ini baru 35 kota terlayani 4G dari XL Axiata, tahun ini akan menjadi 85 kota, dengan prioritas kota-kota yang sudah sangat membutuhkan layanan internet cepat.
Layanan video lewat jaringan LTE akan menjadi fokus yang diharapkan mengeruk banyak peminat karena latensinya tinggi, seperti yang dilakukan beberapa operator untuk Netflix, video tanpa sensor dan tanpa teks bahasa Indonesia, dan berbayar. XL akan memperkenalkan layanan pita lebar MBB (mobile broad band) video streaming Tribe, yang bisa diunduh ponsel pintar dari MYXL lewat Google Apps. Di Tribe ini pelanggan dapat menikmati video film-film Korea yang dilengkapi dengan teks berbahasa Indonesia.
Manajemen XL Axiata yakin akan mengejar kembali ke posisi pelanggan 60 juta lebih walau fokusnya tetap pada nilai pelanggan sehingga penghapusan pelanggan tidur secara periodik akan tetap dilakukan. Apakah kemudian akan mengikuti jejak Hutchison Tri Indonesia untuk bergabung dengan Indosat, masih tanda tanya besar, sebab XL tidak melihat ada alasan yang tepat.
Walau setuju dengan program pemerintah yang mendorong operator berkonsolidasi, belum ada rencana XL untuk mengakuisisi, diakuisisi atau merger dengan operator lain. “XL Axiata sudah sehat, tumbuh baik mengapa mesti diakuisisi atau merger dengan operator lain,” ujar seorang petinggi operator itu.