XL Axiata memperkuat program keberlanjutan atau ESG (environment, social, governance) dalam proses bisnisnya, salah satunya edukasi kepada karyawan dan awal Juni lalu dalam program sustainability week, dengan berbagai acara, talkshow, podcast, pemutaran film, bazaar produk green, hingga bengkel kerja mengenai pengelolaan sampah. Ini cara manajemen ajak karyawan peduli mengelola sampah, baik di rumah maupun di tempat kerja, demi membuat lingkungan perusahaan #JadiLebihBaik.
Kegiatan itu menjadi sarana belajar mengenai isu-isu terkait penerapan prinsip ESG yang bisa diadopsi dan konkret diterapkan, dengan merangkul karyawan sebagai pihak. Pada prinsipnya merekalah yang akan berperan paling besar dalam implementasi dalam proses bisnis dan kesadaran untuk itu yang harus dipupuk.
Karyawan jadi sasaran utama program sustainability week karena mereka pembawa perubahan signifikan dalam hal praktik sustainability, memahami pentingnya keberlanjutan dalam operasional perusahaan. “Diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih sadar akan keberlanjutan, yang memberi manfaat jangka panjang bagi perusahaan dari segi operasional maupun reputasi,” kata Direktur & Chief Enterprise Business Officer and Corporate Affairs Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya.
Masalah penanganan sampah diangkat sebagai edukasi, karena sudah menjadi isu global yang mendesak. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan seperti pencemaran air dan tanah, serta kontribusi terhadap perubahan iklim melalui emisi gas rumah kaca dari tempat pembuangan akhir.
Diperkenalkan tindakan nyata dan solusi praktis dalam penanganan sampah, seperti daur ulang, pengomposan, dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Karyawan dapat belajar cara-cara sederhana namun efektif untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.
Berbekal masukan dari para ahli dan praktisi, inisiatif baru diterapkan di kantor pusat dan seluruh kantor di daerah dengan memulai program pemisahan sampah organik, non-organik dan plastik. Implementasi meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah dan memastikan bahwa seluruh operasi perusahaan mendukung praktik keberlanjutan yang konsisten.
Ujar Saka Dwi Hanggara, perwakilan Waste4Change, mewujudkan Indonesia bersih dan bebas sampah butuh peran aktif dari semua pihak. Pemerintah berperan membuat regulasi dan kebijakan, produsen dan masyarakat berperan membatasi serta menangani timbulan sampahnya, serta pihak lainnya dengan peran masing-masing.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia diselenggarakan di sustainability week dengan kampanye praktik penanganan sampah digencarkan. Ujar duo Valerie dan Veronika Twins, founder sustainbabes, ”Bukan bumi yang butuh kita, kitalah yang butuh bumi. Yuk kita mengompos, berkontribusi mengurangi tumpukan sampah organik di TPA yang berbahaya”.
Salah satu pelajaran penting dari para ahli selama program sustainability week, pemisahan sampah organik, non-organik dan plastik. Dengan memisahkan sampah, perusahaan dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan meningkatkan tingkat daur ulang. (*)
teks foto: Kika — Aktivis lingkungan yang juga model dan founder Sustainbabes, Valerie dan Veronika, Direktur & Chief Enterprise Business Officer and Corporate Affairs Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya, Editor in Chief Bisnis Indonesia Maria Y, Benyamin, musisi dan aktivis lingkungan Ridho Hafiedz, dan Chief Corporate Affair, Marwan O. Baasir dalam acara talkshow Sustainability Week tentang pengelolaan sampah di Axiata Tower, Jakarta.