Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bermitra dengan Tech Mahindra, penyedia solusi dan layanan transformasi digital, konsultasi, serta rekayasa ulang bisnis, yang teken MoU-nya di ajang Mobile World Congress (MWC) 2024. Keduanya akan mengembangkan ‘Garuda’, sebuah large language model (LLM) untuk melestarikan bahasa Indonesia beserta seluruh dialeknya.
‘Garuda’ dibangun berdasarkan prinsip-prinsip LLM orisinal Tech Mahindra ‘Project Indus’, sebuah model dasar yang dirancang untuk berkomunikasi dalam berbagai bahasa dan dialek India.
Fitur unik ‘Garuda’ akan menghadirkan beragam use case, memungkinkan pelanggan Indosat memanfaatkannya di berbagai aplikasi. Termasuk layanan dukungan pelanggan, pengalaman pengguna, dan pembuatan konten lintas industri seperti kesehatan, e-commerce, pendidikan perdesaan, perbankan dan keuangan, pertanian, serta telekomunikasi.
Model ini menyajikan pengalaman pengguna yang dipersonalisasi dengan menganalisis sentimen dan memahami pola perilaku, sehingga menghasilkan pembelajaran yang fleksibel berdasarkan interaksi sebelumnya. Tech Mahindra akan memanfaatkan keahlian teknologinya mengumpulkan dan merangkum data dalam bahasa Indonesia, yang kemudian akan dilatih dulu lalu dirilis sebagai model percakapan untuk Indosat.
Kolaborasi memberdayakan masyarakat menggunakan teknologi dalam melestarikan Bahasa Indonesia dengan berbagai dialeknya, mendukung keragaman linguistik serta meningkatkan aksesibilitas dan inklusi dalam era digital. Kemitraan ini memperkuat komitmen terhadap transformasi digital Indonesia dan dukungan terhadap visi Indonesia Emas 2045.
“Kolaborasi mengoptimalkan infrastruktur artificial intelligence (AI) dan kapasitas SDM, mendorong inovasi, menghadirkan marvelous experience, serta membuka peluang baru bagi pertumbuhan sosial-ekonomi secara merata di Indonesia,” kata Vikram Sinha, Presdir dan CEO IOH.
Keragaman linguistik
‘Garuda’ akan dikembangkan dengan 16 miliar token bahasa Indonesia asli, yang akan menghasilkan 1,2 miliar parameter untuk membentuk pemahaman model terhadap bahasa Indonesia. Parameter-parameter ini akan mempengaruhi bagaimana model itu memroses input dan menghasilkan output.
Versi beta model ‘Garuda’ akan dirilis untuk pengujian oleh Indosat dan penutur Bahasa Indonesia. Model terus diperbaiki menggunakan teknik RLHF (reinforcement learning from human feedback), memastikakeandalannya dalam percakapan.
Use case khusus akan dikembangkan menggunakan metode LIMA (less is more for alignment).
Diperkirakan pasar LLM akan mencapai 40,8 miliar dollar AS pada 2029. Munculnya LLM seperti ‘Garuda’ dan ‘Indus’ memfasilitasi komunikasi online bagi individu dan perusahaan dalam dialek dan bahasa lokal mereka, menciptakan peluang baru di dunia digital.
“Model ini secara signifikan mempromosikan keragaman linguistik dan membuka peluang bisnis baru bagi perusahaan di Indonesia,” kata Harshvendra Soin, President – Asia Pasifik and Japan Business, Tech Mahindra.
Upaya kolaboratif ini mencerminkan visi bersama merevolusi teknologi pemahaman bahasa yang berkontribusi pada pelestarian keragaman linguistik. Juga memajukan solusi komunikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan unik pasar Indonesia. (*)