AI Bukan Keajaiban, Hanya Seperti “Primbon”

WWW.SINYALMAGZ.COM – Mencapai cita-cita Indonesia Maju, kita harus memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) secara serius. AI telah berperan cukup dominan di dunia teknologi dan hampir semua sendi kehidupan manusia sudah mengadopsi AI seperti kesehatan, militer dan pendidikan.

Menurut Wahyudi Agustiono, pakar IT Sevima, sebuah startup Edutech & Komunikasi Pendidikan, berbagai aktivitas seperti mencari informasi, sistem navigasi (GPS), konten kreatif dalam bentuk teks dan video, hingga belanja online, kini melibatkan AI.

Data, katanya, tidak lagi hanya berisi informasi, tetapi juga menjadi pengetahuan yang sangat berharga dalam bentuk kecerdasan buatan, yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia. Untuk memetik manfaat AI demi kemajuan bangsa, ada tiga tips.

Masyarakat agar bersahabat dengan AI karena AI sendiri sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak dulu. Bahkan AI dikatakan merupakan bagian dari kearifan lokal bangsa Indonesia.

Contohnya, masyarakat Jawa mengenal AI dalam bentuk primbon, tempat para leluhur memetakan pola hubungan antara waktu dan musim, dengan berbagai kejadian alam dan sosial. Pola hubungan tersebut dibukukan sekaligus dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.

Bedanya, AI mengolah data menggunakan algoritma komputer dan teknologi, misalnya ChatGPT, dia bisa menulis karena dilatih dengan data-data tulisan di masa lalu. Tips kedua, menggiatkan kolaborasi lintas lapisan masyarakat dan lintas bidang ilmu karena pemanfaatan dan pengembangan AI sukses jika dirancang dan diimplementasikan di disiplin ilmu yang multi-dimensional. Milsanya GPS yang bermanfaat untuk perjalanan masyarakat, yang mampu mengombinasikan pengetahuan informatika dengan geografi.

Tips ketiga, masyarakat memanfaatkan AI demi peningkatan produktivitas, AI sebagai alat yang dapat bekerja secara beriringan, bukan sebagai pesaing.

Wahyudi mencontohkan generative AI sebagai kecerdasan buatan yang dapat menciptakan berbagai hal seperti tulisan, audio visual, pemrograman, pengenalan bahasa, hingga gambar lukisan. Generative AI tetap membutuhkan manusia sebagai pengendalinya untuk berbagai hal seperti suplai data maupun panduan-panduan dalam bekerja.

Tanpa orang yang mampu mengetik prompt (panduan) secara baik, ChatGPT dan berbagai generative AI hasilnya tidak akan optimal. “AI bukanlah suatu keajaiban, ia alat untuk dimanfaatkan, dianalisa apa kekurangannya, dan saling melengkapi untuk meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsa,” kata Wahyudi Agustiono. (*/hw)

Tags:

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Sinyal Magazine
Login/Register access is temporary disabled