SINYALMAGZ.com – Ujaran kebencian (hate speech) dalam bentuk cyberbullying adalah hal yang wajib kita lawan di media sosial. Pasalnya, cyberbullying dapat memberikan efek psikologis seperti kecemasan dan rasa isolasi.
Menurut data Bullying Statistics, sebagaimana dilansir pada Kamis (20/12/2018), aksi cyberbullying sangat berbahaya bagi anak-anak muda karena bisa mengakibatkan kecemasan, depresi, bahkan bunuh diri.
Sayangnya, para pelaku aksi cyberbullying belum tentu sadar bahwa perilakunya tidaklah terpuji.
Berikut lima jenis aksi cyberbullying yang sering beredar di media sosial.
1. Hinaan Fisik
Yang paling umum terjadi adalah hinaan fisik atau body shaming (mempermalukan tubuh). Di mana para wanita sering disebut gemuk, sehingga mereka malu-malu menunjukkan tubuh mereka.
Yang mengkhawatirkan adalah, ketika korban body shaming melakukan upaya tidak sehat untuk mencapai “kecantikan” atau “ketampanan” ideal.
Selain berat badan, hinaan rona kulit yang gelap juga cukup sering terdengar di media sosial.
2. Ras
Tak ada yang memilih ingin terlahir dengan warna kulit yang mereka inginkan. Sayangnya, belakangan ini banyak orang yang menghina ras orang lain.
Lucunya lagi, konflik rasial seringkali timbul akibat prasangka. Contohnya, salah satu ras dianggap sering berbuat kriminal, atau ada ras yang dianggap serakah, dan sebagainya.
Padahal, sifat-sifat seperti itu ada di banyak orang, dan tidak di satu ras saja.
Kejadian seperti ini berlangsung di beberapa negara, dan berbagai ide pun dijalankan untuk melawan rasisme. Salah satunya dengan meningkatkan inklusivitas antar ras.
3. Merendahkan Hobi
Di media sosial, ada orang-orang yang tanpa alasan yang jelas melakukan aksi nyinyir ke hobi orang lain.
Aksi nyinyir pada hobi ini dapat menghalangi potensi seseorang, karena tiap orang memiliki passion yang berbeda.
Tiap orang memiliki karunia berupa kemampuan yang berbeda-beda. Jangan sampai passion dan talenta kita di sebuah bidang yang kita cintai malah kita tinggal karena takut dicibir orang lain.
Ingatlah kata-kata Steve Jobs, sang pendiri Apple, “Jangan biarkan berisiknya opini orang lain menenggelamkan kata hatimu.”
4. Orientasi Seksual
Di media sosial, juga banyak yang menghina orang-orang yang memiliki orientasi seksual yang berbeda.
Di Indonesia sendiri, sempat ada usaha untuk mengkriminalisasi pasangan sesama jenis. Sementara di negara-negara seperti Jerman, Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Finlandia, justru sudah ada perlindungan hukum bagi pasangan-pasangan tersebut.
Untungnya, makin banyak figur berprestasi yang memiliki orientasi seksual berbeda dan mulai angkat suara.
Berbagai perusahaan teknologi seperti Google, Facebook, dan Microsoft juga melakukan upaya untuk mengurangi diskriminasi pada mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda.