sinyal.co.id – Perubahan nama Google Brillo ke Android Things dikarenakan Project Brillo tidak mendapatkan banyak untung.
Google pun me-rebrand OS tersebut dan mengubah namanya menjadi Android Things. Dulu, sistem operasi Brillo menggunakan C++ sebagai lingkungan pengembang utama. Berbeda dengan Android Things. Sistem operasi ini menargetkan semua pada pengembang Java.
Sesuai dengan namanya, Android Things menjalankan sistem operasi berbasis Android yang dikhususkan untuk perangkat IoT. Sistem operasi ini mendukung subset dari SDK Android asli.
Sistem operasi ini sengaja dirancang agar memudahkan para pengembang dalam membuat perangkat pintar yang dapat bekerja dengan Android APIs dan Google Services.
Android Things berkolaborasi dengan Weave. Lahirnya Weave bertepatan pula dengan dirilisnya Brillo. Weave berfungsi sebagai alat komunikasi antar ponsel dengan perangkat IoT.