SinyalMagz.com – Richard Yu, selaku CEO Huawei, mengatakan bahwa tujuan perusahaan saat ini adalah ingin melampaui Apple dan Samsung dalam penjualan, dan menjadi produsen smartphone terbesar di dunia.
Dan guna mencapai tujuan itu, perusahaan pun hendak bermitra dengan dua operator nirkabel terbesar Amerika Serikat (AS), yakni Verizon dan AT&T, yang siap menambahkan Huawei Mate 10 Pro ke daftar smartphone mereka untuk awal tahun 2018 ini.
Namun sayangnya, kesepakatan tersebut gagal setelah pemerintah AS mengimbau tentang hubungan Huawei dengan pemerintah China.
Bulan lalu, anggota parlemen AS memperingatkan warga Amerika untuk tidak membeli atau menggunakan produk Huawei.
Pemikiran tersebut bersandar pada laporan di tahun 2012 silam, yang mengungkapkan bahwa Huawei dan ZTE menggunakan ponsel dan peralatan jaringan mereka untuk memata-matai perusahaan dan konsumen di AS.
Dilansir dari laman CNet (30/3/2018), menanggapi tuduhan pemerintah AS tentang memata-matai, Yu mengatakan bahwa hal itu adalah spekulasi tak berdasar, dan Huawei tidak akan menyerah pada AS.
“Masalah risiko keamanan didasarkan pada kecurigaan tanpa dasar sejujurnya tidak adil. Kami menyambut diskusi terbuka dan transparan jika didasarkan pada fakta.”, ujar Richard Yu.
“Bahkan tanpa pasar Amerika Serikat, kita akan menjadi nomor 1 di dunia.”, kata Yu optimis.
Jika dilihat dari perspektif keuangan, memang Huawei baik-baik saja tanpa kehadiran di AS. Bahkan pekan ini perusahaan merilis laporan pendapatan di sepanjang tahun 2017 lalu, dan mencatat laba bersihnya naik 28,1 persen dibanding tahun 2016.
Pada laporan tersebut, Huawei juga mengumumkan bahwa sepanjang tahun 2017, mereka telah mengirimkan 153 juta smartphone (termasuk sub-merek Honor) dan pendapatan handset juga naik 32 persen.
Sementara sang rival, Samsung, mengirim 317,1 juta unit tahun 2017 lalu, dan Apple mengirimkan 215,8 juta unit menurut IDC.
Masuk ke Amerika tentu akan membantu. Dengan 11,6 persen dari pasar smartphone global, AS adalah pasar terbesar kedua di belakang China dengan 30,4 persen, menurut IHS Markit. Sementara India menjadi pasar smartphone terbesar ketiga, dengan 8,5 persen.